Sintesis Kristal Tunggal Besar KAl(SO4)2.12H2O
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kristal tunggal adalah suatu padatan
yang atom-atoam dalam molekulnya diatur dalam keterulangan dimana sebagian
padatan kristal tersusun dari jutaan kristal tunggal yang disebut grain.
Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu padatan kristal
yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan
kisi-kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap
strukturnya.[1]
Kristal
atau hablur adalah suatu padatan
yang atom,
molekul
atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair
membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal,
hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya
"terpasang" pada kisi atau struktur kristal
yang sama, tapi, secara umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan
sehingga menghasilkan padatan polikristalin, misalnya kebanyakan logam
yang ditemui sehari-hari merupakan polikristal.[2]
|
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu
bagaimana cara pembentukan kristal tunggal besar kalium amonium sulfat
dodekahidrat [KAl.(SO4)2.12H2O]?
C. Tujuan
Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu
untuk mengetahui bagaimana cara pembentukan kristal tunggal besar kalium
amonium sulfat dodekahidrat [KAl.(SO4)2.12H2O].
D.
Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini yaitu
dapat mengetahui bagaimana cara pembentukan kristal tunggal besar kalium
amonium sulfat dodekahidrat [KAl.(SO4)2.12H2O].
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Kristal merupakan susunan atom-atom yang
teratur dalam ruang tiga dimensi. Keteraturan susunan tersebut terjadi karena
harus terpenuhinya kondisi geometris, ketentuan ikatan atom, serta susunan yang
rapat, walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam
padatan, namun ada hal-hal yang bisa menjadi faktor penting yang menentukan
terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan
polihidra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi
per satuan volume yang minimum.[3]
Keadaan tersebut dicapai jika:[4]
1.
Kenetralan listrik
terpenuhi.
2. Ikatan
kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi.
3. Gaya
tolak ion-ion menjadi minimal.
4. Susunan
atom serapat mungkin.
|
Seperti telah dipahami bahwa terdapat
tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kristal yaitu:[6]
1.
Sifat zat itu sendiri, meliputi tingkat keterlautan
bahan, derajat keasaman dan tingkat kejenuhan.
2.
Suhu, meliputi suhu
Iingkungan dan suhu larutan yang salah satunya adalah suhu pertumbuhan (Growth
Temperatrue).
3.
Gangguan mekanik.
Beberapa suhu yang berkaitan dengan
proses penumbuhan kristal antara 1ain:[7]
1.
Suhu nukleasi (nucleation
temperatur), yaitu suhu ketika suatu larutan membentuk inti. Proses
pengintian (nucleation) akan lebih cepat terjadi pada suhu tinggi bergantung
pada jenis bahan.
2.
Suhu saturasi (saturation
temperature), yaitu suhu ketika larutan tepat akan jenuh. Kristal akan
terbentuk ketika Iautan tepat jenuh. Ketidak jenuhan mungkin terjadi ketika
suhu saturasi meningkat walaupun sedikit, bergantung pada jernih 1arutan.
3.
Suhu pertumbuhan (growth
temperatur) yaitu suhu pada saat kristal itu tumbuh. Setelah proses
nukleasi maka kristal itu akan tumbuh
4.
Suhu ketidak larutan (dissolution
temperatute) yaitu suhu ketika bahan terlatut sudah tidak dapat latut dalam
1autan 1agi.
Unsur-unsur tertentu mengkristal dalam
struktur padatan yang sangat sederhana yang atomnya terletak pada setiap titik
kisi. Polonium ialah salah satunya unsur
yang diketahui mengkristal dalam kisi kubik sederhana, yang atomnya terletak
pada perpotongan tiga pasang bidang yang berjarak sama yang membentuk sudut siku-siku. Logam alkali
mengkristal dalam struktur kubik pusat badan (KPB) pada tekanan atmosfer. Logam
aluminium, nikel, tembaga dan perak mengkristal dalam struktur kubik pusat muka
(KPM).[8]
Teori medan kristal menjelaskan ikatan
dalam ion kompleks semata-mata dari segi gaya elektrostatik, dalam ion kompleks
ada dua jenis interaksi elektrostatik. Salah satunya ialah tarik menarik antara
ion logam positif dan ligan yang bermuatan negatif atau ujung bermuatan negatif
dari suatu ligan polar, gaya inilah yang mengikat ligan dengan logam. Jenis
kedua ialah interaksi tolak menolak elektrostatik antara pasangan elektron
bebas pada ligan dan elektron dalam orbital logam itu.[9]
Suatu kristal dapat digolongkan
berdasarkan susunan partikelnya dan dapat pula berdasarkan jenis partikel
penyusunnya atau interaksi yang menggabungkan partikel tersebut:
Logam
|
Ionik
|
Molekuler
|
Kovalen
|
Li
|
NaCl
|
Ar
|
C (intan)
|
Ca
|
LiF
|
Xe
|
Si
|
Al
|
AgCl
|
Cl
|
SiO2
|
Fe
|
Zn
|
CO2
|
Tawas (Alum)
adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf.
Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air dan kelarutannya berbeda-beda
tergantung pada jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia
yang dibuat dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya
[Al2(SO4)3]. Alum kalium, juga sering dikenal
dengan alum mempunyai rumus formula yaitu [K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O].
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan
senyawa yang tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus
ketika kalium sulfat dan aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan.
Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium sangat larut dalam air
panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia,
dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.[11]
Manfaat atau
kegunaan tawas (alum) yaitu:[12]
1.
Penjernihan Air
Tawas telah dikenal yang berfungsi
untuk menggumpalkan kotoran pada proses penjernihan air. Tawas sering sebagai
penjernih air, kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui penambahan sejenis
bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti Aluminium sulfat
[Al2(SO4)3.18H2O] atau sering
disebut alum atau tawas, fero sulfat,
Poli Aluminium klorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan
sebagai koagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan
pH yang akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat
dilakukan dalam laboratorium dengan menggunakan tes yang sederhana. Prinsip
penjernihan air adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan
pencemar dalam bentuk koloid. Tawas sebagai koagulan di dalam pengolahan air
maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat sangat efektif untuk mengendapkan
partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi.
2.
Bahan Kosmetik
Pembentuk koloid, maka sifat yang
sangat penting pada tawas adalah adsorpsi. Tawas dapat mengadsorpsi kotoran,
racun dan lainnya. Tawas bisa digunakan untuk menghilangkan bau badan atau anti
deodorant. Cara untuk menghilangkan bau badan sangat mudah, yaitu ambil satu
buah tawas lalu celupkan ke air dan oleskan ke ketiak anda secukupnya. Kalau
untuk menghilangkan warna hitam di ketiak, yaitu gunakan tawas secukupnya yang
dicampur air hangat lalu oleskan pada ketiak anda yang gelap warnanya secara
rutin.
3.
Bahan Anti Api
Alum
kalium memiliki titik leleh 900ºC. Tipe lain dari alum adalah aluminium sulfat yang mencakupi alum natrium, alum
amonium dan alum perak. Alum digunakan untuk pembuatan bahan
tekstil yang tahan api. Tawas digunakan dalam alat pemadam kebakaran. Larutan
yang mengandung tawas digunakan pada berbagai benda seperti kayu, kain dan
kertas untuk meningkatkan ketahanannya terhadap api.
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
A.
Waktu
dan Tempat
Hari/
Tanggal : Kamis/ 12-14 Mei
2014
Waktu : 08.00 – 13.30 WITA
Tempat :
Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Sains dan
Teknologi Jurusan Kimia. UIN Alauddin
Makassar.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini
adalah neraca analitik,
termos es, gelas kimia 250 mL, pembakar bunsen, pipet tetes 2 mL, kaki tiga, kasa, spatula dan batang pengaduk.
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalah aquades (H2O), es batu (H2O(S)),
aluminium foil, benang putih, kristal KAl(SO4)2.12H2O,
korek api, kertas saring, dan tissu.
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.
Memipet
aquades (H2O) ke dalam gelas kimia 250 mL sebanyak 8 mL.
2.
Memanaskan
aquades (H2O) hingga suhu 50oC.
3.
Menimbang
4 gram kristal kalium aluminium sulfat dedokahidrat [KAl (SO4)2.12H2O].
4.
Memasukkan
kristal kalium aluminium sulfat dedokahidra [KAl (SO4)2.12H2O]
sedikit demi sedikit ke dalam air panas kemudian mengaduk hingga kristal larut
sempurna.
5.
Mendinginkan
campuran, setelah dingin menutup wadah campuran dengan aluminium foil dan
mendiamkannya selama satu malam.
6.
Melakukan
dekantasi dan memisahkan kristal diatas secarik kertas saring.
7.
Memilih
kristal yang memiliki ukuran yang paling besar, kemudian mengukur diameter dan
menimbang bobot awal kristal sebelum proses penumbuhan.
8.
Mengikat
kristal dengan benang kemudian memanaskan kembali larutan jenuhnya hingga suhu
50oC.
9.
Mendinginkan
larutan jenuhnya hingga suhu kamar kemudian menggantung kristal ditengah
larutan jenuhnya.
10. Menutup rapat wadah sampel kemudian memasukkannya kedalam termos
yang berisi bongkahan es.
11. Mengamati kristal yang digantung dengan benang, jika larut
mengulangi percobaan dari awal, jika tidak memisahkan kristal dari larutan
jenuhnya kemudian mengeringkan diatas secarik kertas.
12. Mengukur kembali diameter kristal dan menimbang bobot kristal
setelah proses penumbuhan.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai berikut:
1.
Perlakuan
Kristal KAl(SO4)2.12H2O ditimbang 4gr aquades (H2O) dipanaskan 50oC
Kristal KAl(SO4)2.12H2O ditambahkan ke dalam air panas larutan di diamkan
bening terbentuk kristal
kristal di gantung ditengah
larutan jenuh hasil
kristal membesar
2. Tabel pengamatan
Sebelum Penumbuhan
|
Sesudah Penumbuhan
|
||
Diameter (cm)
|
Bobot (gr)
|
Diameter (cm)
|
Bobot (gr)
|
0,2
|
0,0097
|
0,6
|
0,0445
|
3.
Reaksi
[KAl(SO4)2.12H2O]
+ H2O [Al(H2O)6]3+ + KOH + 2H2SO4
+ 3H3O+ + 3/2 O2
|
B. Pembahasan
Kristal
tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam molekulnya diatur dalam
keterulangan. Kristal tunggal juga dapat didefinisikan sebagai kristal yang
tumbuh dari inti kristal lain, sehingga membentuk kristal yang besar dan
mempunyai struktur kristal yang khas. Tawas adalah garam sulfat rangkap
terdapat dengan formula [(SO4)2.12H2O] dalam
percobaan ini dilakukan sintesis tawas [KAl(SO4)2.12H2O].
Perlakuan
pertama yang dilakukan yaitu menimbang kalium amonium sulfat dodekahidrat
[KAl(SO4)2.12H2O] sebanyak 4 gr untuk
mengetahui bobotnya. Memanaskan air (H2O) 8 mL dan memasukkan
amonium sulfat dodekahidrat [KAl(SO4)2.12H2O]
untuk melarutkan endapan yang terbentuk hingga larutan tepat jenuh dengan suhu 50oC,
suhu tersebut tidak boleh lebih dari 50oC karena akan mengakibatkan terjadinya hidrolisis dan akan membentuk
endapan putih gelatin, Al(OH)3 yang berwarna putih dan bersifat
sukar larut dalam air sedangkan jika suhu air kurang dari 50oC maka
akan terbentuk suatu ion kompleks [Al(H2O)6]3+.
Hal ini disebabkan karena kerapatan muatan ion aluminium (Al3+)
menyebabkan di dalam larutannya mampu menarik molekul air dan membentuk ion
kompleks tersebut, dalam larutan ion [Al(H2O)6]3+
berada dalam kesetimbangan karena mengalami hidrolisis dan bersifat asam.
Campuran didinginkan di dalam gelas kimia yang ditutup dengan
aluminium foil selama satu hari sampai kristal terbentuk dan mengering. Menyaring dengan kertas saring pada corong untuk memisahkan filtrat dan resedunya.
Resedu tersebut adalah kristal yang terbentuk selanjutnya memilih kristal salah
satu kristal untuk dijadikan sebagai kristal tunggal besar. Mengukur diameter
kristal dimana diameter awalnya sebesar 0,2 cm selanjutnya benimbang bobot
kristal dimana diperoleh bobot sebesar 0,0097
gr. Memanaskan kembali filtrat yang diperoleh dengan suhu yang sama yaitu 50oC
untuk menghilangkan pengotor dari endapan kristal setelah itu memasukkan
kristal yang telah diikat dengan benang kedalam filtrat atau larutan yang telah
dipanaskan dan mendinginkan dalam termos dimana termos ini digunakan agar
kristal dalam suhu normal normal yang bertujuan agar kristal tidak larut
kembali. Mengamati pertumbuhan kristal dimana diameter kristal bertambah dari
0,2 cm menjadi 0,6 cm dan bobot kristal bertambah dari 0,00097 gr menjadi 0,0445 gr.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu
sintesis kristal tunggal besar kalium alumunium sulfat dodekahidrat [KAl(SO4)2.12H2O] dilakukan dengan metode kondensasi atau
pendinginan dilakukan dengan cara mendinginkan larutan. Pada saat suhu larutan
turun, komponen zat yang memiliki titik beku lebih tinggi akan membeku terlebih
dahulu, sementara zat lain masih larut sehingga keduanya dapat dipisahkan
dengan cara penyaringan. Zat lain akan turun bersama pelarut sebagai filtrat,
sedangkan zat padat tetap tinggal di atas saringan sebagai residu.
B. Saran
Saran dari
percobaan ini adalah sebaiknya untuk percobaan selanjutnya sintesis kristal
tunggal menggunakan Saran untuk percobaan selanjutnya sebaiknya digunakan
kristal tunggal besar kalsium tartrat Tetrahidrat [CaC4H4O6.4H2O] untuk membandingkan dengan kristal tunggal besar kalium
alumunium sulfat dodekahidrat [KAl(SO4)2.12H2O].
|
DAFTAR
PUSTAKA
Chang, Raymond. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga, 2005.
Gillis
Nachtrieb, Oxtoby. Principles of Modern
Chemistry. Terj. Suminar Setiati Achmadi.
Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga, 2003.
Sudaryatno
S & Ning Utari. Mengenal Sifat-Sifat Material. Jakarta; Erlangga, 1999.
Thoifah
dan Frida U. Ermawati. “Pengaruh Suhu
Pertumbuhan pada Laju Perumbuhan
Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC6H606.4H20)” Jurnal Fisika dan Aplikasinya 3, no 2 (Juni 2007), h. 1-4.
“Alum Kristal” wikipedia
ensiklopedia Bebas.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Alumkristal (2014).
“Kristal” Wikipedia Ensiklopedia Bebas.
http://id.wikipedia.org/w/kristal (2014).
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Sintesis Kristal Tunggal Besar KAl(SO4)2.12H2O”
yang disusun oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : IV (Empat)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten
dan dinyatakan diterima.
Samata, Mei
2014
Koordinator Asisten
Asisten
Nur Amalia P. Muh. Tasjiddin Teheni, S.Si
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Syamsidar HS, S.T., M.Si
NIP: 19760330
200912 2 002
[1]“Kristal” Wikipedia Ensiklopedia Bebas.
http://id.wikipedia.org/w/kristal (2014).
[2]“Kristal” Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
[3]Sudaryatno S & Ning
Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (Jakarta; Erlangga, 1999), h.1.
[4]Sudaryatno S & Ning
Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material, h.1.
[5]“Kristal” Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
[6]Thoifah
dan Frida U. Ermawati, “Pengaruh Suhu
Pertumbuhan pada Laju Perumbuhan
Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC6H606.4H20)” Jurnal Fisika dan Aplikasinya 3, no 2 (Juni 2007), h. 1.
[7]Thoifah dan Frida U.
Ermawati, “Pengaruh Suhu Pertumbuhan pada
Laju Perumbuhan Kristal Tunggal Garam
Rochelle (KNaC6H606.4H20)” 3, no 2 (Juni 2007), h. 1.
[8]Oxtoby, Gillis Nachtrieb,
Principles of Modern Chemistry, terj.
Suminar Setiati Achmadi, Prinsip-prinsip
Kimia Modern (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 171.
[9]Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti (Jakarta:
Erlangga, 2005), h. 245.
[10]“Kristal” Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
[11]“Alum
Kristal”
wikipedia ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Alumkristal
(2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar