Sabtu, 12 Desember 2015

Laporan Ekstraksi Pelarut Padat-cair


Ekstraksi Pelarut Padat-cair


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
             Pada proses ekstraksi, terjadi perpindahan massa (solute) dari padatan ke pelarut. Mekanisme perpindahan massa pada proses ekstraksi menggunakan soxhlet. Uap pelarut yang timbul sebagai akibat dari pemanasan pelarut akan bergerak ke atas. Selanjutnya, uap ini diembunkan di atas padatan dan embunan yang terbentuk tercurah ke tumpukan padatan untuk mengekstrak solute sehingga terjadi ekstraksi. Selanjutnya, luapan pelarut yang mengandung ekstrak turun ke labu penampung pelarut yang dipanaskan dan akan kembali menguapkan pelarut. Proses ini terjadi secara berulang dan terus-menerus sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu.[1]
1
Ekstraksi dengan alat Soxhlet merupakan ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya pendingin balik (kondensor). Disini sampel disimpan dalam alat Soxhlet dan tidak dicampur langsung dengan pelarut dalam wadah yang di panaskan, yang dipanaskan hanyalah pelarutnya, pelarut terdinginkan dalam kondensor dan pelarut dingin inilah yang selanjutnya mengekstraksi sampel.[2]
               Tanaman kemiri (Alleurites mollucana Willd) adalah tanaman industri, kebutuhan pasar akan kemiri semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negeri. Kemiri termasuk tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti campuran rempah-rempah, bahan kosmetika, obat-obatan, bumbu masak, bahan campuran pernis, sabun, tinta cetak, dan pewarna batik. Batangnya dapat digunakan untuk membuat batang korek api, serta kayunya digunakan untuk pulpen dan kertas.[3]
               Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ekstraksi pelarur padat-cair.
B.     Rumusan Masalah
               Rumusan masalah dalam percobaan ini yaitu:
1.      Bagaimana cara mengetahui pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet?
2.      Bagaimana cara menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode ekstraksi soxhlet?
C.    Tujuan Percobaan
               Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode ekstraksi soxhlet.
2.      Untuk menetukan kadar lemak dalam sampel dengan metode ekstraksi soxhlet.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Kemiri
              Kemiri (Aleurites moluccana ) merupakan tanaman pangan yang dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Bagian terpenting dari kemiri yaitu bijinya yang digunakan sebagai bumbu masak, penyedap dalam berbagai jenis makanan, sabun, obat, serta kosmetik. Inti biji kemiri dapat mengandung hingga 60% minyak. Minyak kemiri dimanfaatkan sebagai minyak pengering dalam cat yang selama ini masih di import dari Amerika, India dan Rusia. Kemiri mengandung gliserida, asam linoleat, palmitat, stearat, miristat, asam minyak, protein, vitamin B1 dan zat lemak. Salah satu cara untuk memanfaatkan biji kemiri adalah mengekstraksi biji kemiri sehingga dihasilkan minyak. Minyak yang terkandung dalam biji kemiri dapat diekstraksi karena pelarut yang digunakan memiliki kepolaran yang sama dengan minyaknya. Minyak lemak dari biji kemiri mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar asam oleat 10,54% asam linoleat 48,56%, asam linolenat 28,5% dan asam lemak jenuh 12,56%.[4]
Kerajaan:
Divisi:
3
Magnoliophyta
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
A.     Moluccana

B.            Ekstraksi
              Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan “bersih” baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit, berupa alat “Counter Current Craig”.[6]
              Berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakn metode pemisahan yang baik dan populer. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahn ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pad distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon tertraklorida atau kloroform.[7]  
              Dalam analisis penentuan suatu ion logam, ekstraksi dapat digunakan untuk memisahkan ion logam tersebut dari ion logam yang lainnya yang akan mengganggu identifikasi dan penentuan kadarnya. Melalui proses ekstraksi, ion logam dalam pelarut air ditarik keluar dengan suatu pelarut organik. Sacara umum, ekstraksi ialah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dan campurannya dengan menggunakan pelarut.[8]           
              Proses ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:[9]
1)        Pembentuka kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
2)        Distribusi dari kompleks yang terekstraksi.
3)        Interaksinya yang mungkin dalam fase organik.
            Prinsip ekstraksi adalah melarutkan minyak atsiri dalam bahan dengan pelarut organik yang mudah menguap. Proses ekstraksi biasanya dilakukan dalam wadah (ketel) yang disebut ”extractor”. Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, kenanga, lily, dan lain-lain. Pelarut yang biasanya digunakan dalam ekstraksi yaitu: petroleum eter, benzena,dan alkohol.[10]
Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah sebagai berikut:[11]
1. Etanol
Etanol disebut juga etil alkohol yang dipasaran lebih dikenal sebagai alkohol. Dalam kondisi kamar, etanol berwujud cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna.
2. n-heksana
               Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur (immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primernya bukanlah analitis namun preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun kadang-kadang digunakan pelarut yang rumit, namun seringkali hanya diperlukan sebuah corong pisah.[12]
              Prosedur klasik untuk memperoleh kandungan senyawa organik dari jaringan tumbuhan kering (galih, biji kering, akar, daun) ialah dengan mengekstraksi sinambung serbuk bahan dengan alat soxhlet dengan menggunakan sederetan pelarut secara berganti-ganti, mulai dengan eter, lalau eter minyak bumi dan kloroform (untuk memisahkan lipid dan terpenoid). Kemudian digunakan alkohol dan etil asetat (untuk senyawa yang lebih polar). Metode ini berguna bila bekerja dengan skala gram. Tetapi jarang sekali mencapai pemisahan kandungan dengan sempurna dan senyawa yang sama mungkin saja terdapat (dalam perbandingan yang berbeda) dalam beberapa fraksi.[13]
C.    Minyak
              Minyak adalah istilah umum untuk semua cairan organik yang tidak larut/bercampur dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Ada sifat tambahan lain yang dikenal awam: terasa licin apabila dipegang. Dalam arti sempit, kata 'minyak' biasanya mengacu ke minyak bumi (petroleum) atau produk olahannya: minyak tanah (kerosena). Namun demikian, kata ini sebenarnya berlaku luas, baik untuk minyak sebagai bagian dari menu makanan (misalnya minyak goreng), sebagai bahan bakar (misalnya minyak tanah), sebagai pelumas (misalnya minyak rem), sebagai medium pemindahan energi, maupun sebagai wangi-wangian (misalnya minyak nilam). Minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), Kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya yang polaritasnya sama. Minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol”. Jadi minyak juga merupakan senyawaan ester. Hasil hidrolisis minyak adalah asam karboksilat dan gliserol. Asam karboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yang panjang dan tidak bercabang. [14]
Perlakuan pendahuluan terhadap bahan yang mengandung minyak umumnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan cara pengecilan ukuran bahan dan pengeringan atau pelayuan. Proses pengecilan ukuran dan pengeringan bahan berminyak yang bersifat permiabel (mudah ditembus zat cair dan uap) kadang-kadang dilakukan dengan tujuan untuk mengekstraksi minyak dalam waktu yang relatif lebih singkat. Sebelum bahan olahan tersebut diekstraksi sebaiknya dirajang terlebih dahulu menjadi potongan-potongan lebih kecil. Proses perajangan ini bertujuan agar kelenjar minyak dapat terbuka sebanyak mungkin sehingga pada proses ekstraksi laju penguapan minyak atsiri dari bahan menjadi cukup cepat. Selama proses perajangan, akan terjadi penguapan komponen minyak bertitik didih rendah.Oleh karena itu, jika diinginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus segera diekstraksi. Perlakuan pendahuluan dengan cara pengeringan bahan akan mempercepat proses ekstraksi, memperbaiki mutu minyak dan mengurangi kadar air yang terkandung dalam bahan, akan tetapi selama pengeringan kemungkinan sebagian minyak akan hilang karena penguapan dan oksidasi oleh oksigen udara.[15]
D.    Destilasi
               Proses pemisahan dengan teknik destilasi, semua molekul dalam fasa cair memiliki dinamika pergerakan yang konstan. Pembangkitan tekanan internal dan kecenderungan molekul lepas dari permukaan dalam bentuk uap, tergantung pada karakteristik cairan. Tekanan uap adalah ukuran kecenderungan terlepasnya molekul dari permukaan cairan, tekanan uap cairan adalah sifat dari cairan itu dan tidak tergantung pada komposisi fasa uap. Peningkatan temperatur akan meningkatkan pergerakan molekul fasa cair sehingga mempercepat proses terlepasnya molekul.[16]
               Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi. [17]
               Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap.[18]
                        
             

 





BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal                       : Senin/ 21 April 2014
Pukul                                    : 07.30-10.30 WITA
Tempat                                 : Laboratotium Kimia Analitik,
   Fakultas Sains dan Teknologi
   UIN Alauddin Makassar.

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu rangkaian soxhlet, rangkaian destilasi, neraca analitik, labu alas bulat 200 mL, hot plate, erlenmeyer 250 mL, gelas kimia 250 mL, gelas ukur 100 mL, statif dan klem, mortar dan lumpang, termometer 100o C, batu didih, kasa, botol semprot, spatula dan pinset.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aluminium foil, aquades (H2O), benang, es batu, kapas, kertas saring, kloroform (CHCl3), sampel kemiri dan tissue.

10
 
C.      Prosedur Kerja
            Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1.      Menghaluskan kemir dengan mortar dan lumpang, sampai halus kemudian ditimbang sebanyak 50 gr.
2.      Memasukkan kemiri ke dalam kertas saring yang dibuat dalam bentuk selinder, kemudian  memberi kapas pada kedua sisinya.
3.      Setelah itu mengisi labu pemanas dengan kloroform sebanyak 200 mL dan menimbang batu didih kemudian memasukkan kedalam labu panas yang berisi kloroform.
4.      Kemudian  mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor.
5.      Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu pemanas yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform ke alat rangkaian destilasi.
6.      Membersihkan bagian luar labu pemanas dengan menggunakan tissue dan mendinginkannya.
7.      Menguapkan dalam lemari asam dan menimbang berat labu pemanas yang berisi minyak.
8.      Menghitung kanduangan lemak/minyak.





BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
               Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai berikut:
1.      Tabel Pengamatan
Sampel
Bobot
Berat sampel (kemiri) = (a)
50 gram
Berat labu alas bulat = (b)
160,49 gram
Berat  batu didih  = (c)
1,9602 gram

( b + c ) = (d)
162,4502 gram
(d) + berat minyak = (e)
171,53 gram
Berat minyak ( e – d )
9,0798 gram

2.      Analisis Data
 × 100%
            × 100%
                
12
 
3.      Reaksi
                      


                    O
                     ǁ
H2C      O      C     R1
         
                     C
                     ǁ
HC      O       C     R2     + 3CHCl3
         
                    C                    
                     ǁ
H2C      O      C     R3
            (Ester minyak lemak)  (kloroform)
                    O
                     ǁ
H2C      O      C     CHCl3
         
                     C
                     ǁ
HC      O       C     CHCl3      + 3R
         
                    C                    
                     ǁ
H2C      O      C     CHCl3
( Asam Lemak, gliserol dan ester)


B.       Pembahasan
             Percobaan ini adalah cara pemisahan dengan menggunakan  metode ekstraksi soxhlet dan menghitung kadar minyak dalam sampel dengan metode ekstraksi soxhlet. Pada percobaan ini menggunakan  kemiri sebagai sampel padat yang akan diekstraksi dengan kloroform (CHCl3) yaitu pelarut cair. Kemiri dihaluskan untuk mempermudah proses sirkulasi dengan mortar dan lumpang sampai halus kemudian ditimbang sebanyak 50 gr dalam hal ini sebagai bobot  sampel, kemudian kemiri dimasukkan ke dalam kertas saring yang dibuat dalam bentuk selinder, kemudian  diberi kapas pada kedua sisinya yang berfungsi agar pada saat ekstraksi serbuk kemiri tidak ikut keluar bersama dengan minyak. Setelah itu mengisi labu alas bulat dengan kloroform (CHCl3) sebanyak 200 mL yang berfungsi sebagai pelarut cair yang mudah menguap untuk mengekstraksi kemiri dan di dalam labu alas bulat diberi batu didih yang berfungsi untuk menyerap panas agar tidak terjadi bumping pada saat pemanasan. Kemudian  mengalirkan air pendingin ke dalam kondensor yang berfungsi ketika kloroform (CHCl3) menguap dan mengenai dinding kondensor, maka kloroform (CHCl3) akan masuk kembali ke dalam labu alas bulat bersama minyak kemiri.
            Mengekstraksi kemiri selama 6 kali sirkulasi, selanjutnya memasang labu alas bulat yang berisi campuran minyak kemiri dan kloroform (CHCl3) ke alat rangkaian destilasi yang berfungsi untuk menguapkan kloroform (CHCl3) sampai suhu tertentu sehingga ketika semua kloroform (CHCl3) hilang, hanya minyak kemiri yang terdapat pada labu alas bulat. Selanjutnya menguapkan minyak yang ada dalam labu alas bulat untuk mendinginkan labu alas bulat dan minyak yang ada didalamnya lalu menimbang berat labu alas bulat yang berisi minyak yang berfungsi untuk mengetahui berat minyak yang diperoleh ketika ekstraksi dengan metode ekstraksi soxhlet.
Berdasarkan percobaan diatas, kadar minyak  yang diperoleh dari 50 gram sampel kemiri dengan ekstraksi metode ekstraksi soxhlet yaitu 18,15 %. Dalam hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan kadar minyak  biji kemiri dapat mengandung hingga 60% minyak. Persen kadar yang diperoleh sangat sedikit karena pada saat mengekstraksi hanya 6  kali sirkulasi yang seharusnya ekstraksi dilakukan paling kurang 2 jam agar hasil minyak kemiri yang diperoleh dari ekstraksi soxhlet memiliki persen yang lebih tinggi.

 





BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Kesimpulan dari percobaan ini yaitu:
1.      Proses pemisahan minyak dari sampel kemiri dilakukan dengan teknik ekstraksi soxhletasi, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor) uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan) pada sifon penuh kemudian akan disalurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga akan semakin maksimal.
2.      Berdasarkan hasil pengamatan, kadar minyak yang diperoleh dalam sampel kemiri dengan berat sampel 50 gram adalah 18,15%.
B.     Saran
            Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dapat mengganti pelarut kloroform (CHCl3) dengan pelarut pentana (C5H12) agar dapat membandingkan seberapa banyak kandungan minyak yang diperoleh dari pelarut pentana (C5H12) yang bersifat mudah menguap seperti kloroform (CHCl3) serta memiliki titik didih pentana (C5H12) dan kloroform (CHCl3) masing-masing 61,2o C dan 36,1o C dimana makin rendah titik didih maka makin mudah menguap.
15
 
DAFTAR PUSTAKA


Alimin, dkk. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
Arlene , Ariestya, dkk. Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi
  Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik. (ISSN : 1411-4216, 5 Agustus 2010).
Day, R. A dan A. L. Underwood.  Analisis Kimia Kuantitatif . Jakarta: Erlangga,
2001.
Yasid , Estien. Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi Offset, 2005.
Khopkar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press, 2010.
Harborne, J. B. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan. ITB: bandung, 1987).
Marnoto , Tjukup, dkk. Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari
Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik.  (Vol. 14 No. 1, April 2012).
Munawaroh, Safaatul dan Prima Astuti handayani.Ekstraksi Minyak Daun Jeruk
 Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010).
Pardede , Antoni, dkk. Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri
(Alleurites Mollucana Willd). (Vol. 5, No. 1, April 2013).
“Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012
“Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.
“Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.








16
 
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Dasar–dasar Pemisahan Kimia dengan Judul “Ekstraksi Pelarut Padat-cair” disusun oleh   
Nama               : Riskayanti
            Nim                 : 60500112028
            Kelompok       : III (Tiga)
telah diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
Samata,    April  2014
Koordinator Asisten                                                                           Asisten

Siti Hardiyanti R. L                                                                     Indah ayu Risnah
Nim: 60500110027                                                                      Nim: 60500111025

Mengetahui,
Dosen penanggung Jawab


Dra. Sitti Chadijah, M.Si
Nip. 19680216 199903 2 001



[1]Tjukup Marnoto, Ekstraksi Tannin Sebagai Bahan Pewarna Alami Dari Tanaman Putrimalu (Mimosa Pudica) Menggunakan Pelarut Organik  (Vol. 14 No. 1, April 2012), h. 41
[2] “Ekstraksi soxhlet”, wikipedia ensiklopedia bebas, 2012

[3] Antoni Pardede, Ekstraksi Dan Karakterisasi Pektin Dari Kulit Kemiri (Alleurites Mollucana Willd) (Vol. 5, No. 1, April 2013), h. 66
                [4] Ariestya Arlene,  Pengaruh Temperatur Dan F/S Terhadap Ekstraksi Minyak Dari Biji Kemiri Sisa Penekanan Mekanik (ISSN : 1411-4216, 5 Agustus 2010), h. 1.
[5] “Klasifikasi kemiri”, wikipedia ensiklopedia bebas, 6 April 2013.
[6] Drs. Alimin, MS, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 51.
[7] S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI Press, 2010), h. 90.
[8] Drs. Alimin, MS. Kimia Analitik, h.51.
[9]S. M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik, h. 92
[10]Safaatul Munawaroh, Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana , h. 74
[11] Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana, h. 75
[12]R. A. Day, Jr., Analisis Kimia Kuantitatif ( Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457.
[13] J. B. Harborne, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan ( ITB: bandung, 1987), h. 6-7.
[14] “Minyak” wikipwdia ensiklopedia bebas, 15 November 2013.
[15] Safaatul Munawaroh , Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut(Citrus hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana (Vol. 2, No.1, Novemberi 2010), h. 75
[16]Alimin, dkk, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 35.
[17]Estien Yasid, Fisika untuk Paramedis (Yogyakarta: Andi Offset, 2005), h. 66.
[18]Estien yasi, Fisika untuk Paramedis, h. 67.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar