Ekstraksi Pelarut
Cair-cair
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode ekstraksi
cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan cara bertahap (batch) atau dengan
cara kontinyu. Cara paling sederhana dan banyak dilakukan adalah ekstraksi
bertahap. Tekniknya cukup dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak
bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan
pengocokan sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut.
Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan yang
berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan untuk dilakukan
analisis selanjutnya.
|
Berdasarkan
latar belakang di atas, sehingga dilakukan ekstraksi pelarut cair-cair pada daun pandan dan nilai koefisien
distribusi untuk sistem organik/air.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana
metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut?
2. Berapa
nilai KD untuk sistem organik/air?
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui
metode pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut.
2. Menentukan
nilai KD untuk sistem organik/air.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Pandan wangi (atau biasa disebut pandan saja) adalah jenis tumbuhan monokotil
dari famili Pandanaceae yang memiliki daun beraroma wangi yang
khas. Daunnya merupakan komponen penting dalam tradisi masakan Indonesia
dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Tumbuhan ini mudah
dijumpai di pekarangan atau tumbuh liar di tepi-tepi selokan yang teduh.
Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang
tumbuhan ini bila telah cukup besar. Daunnya memanjang seperti daun palem dan
tersusun secara roset yang rapat, panjangnya dapat mencapai 60cm. Beberapa
varietas memiliki tepi daun yang bergerigi.[2]
Gambar 1. Daun pandan
|
Kerajaan
|
: Plantae
|
Divisi
|
|
Kelas
|
|
Ordo
|
|
Famili
|
|
Genus
|
: Pandanus
|
Spesies
|
: P. amaryllifolius
|
Salah
satu tanaman yang banyak terdapat di pulau jawa dan belum banyak dimanfaatkan
sebagai obat herbal antidiabetes adalah pandan wangi. Pandan wangi merupakan
tanaman tropis yang banyak terdapat di dunia terutama wilayah Asia Pasifik. Di
Indonesia sendiri, pandan wangi banyak terdapat di pulau jawa . Daun pandan
wangi berkhasiat sebagai obat untuk anemia, bau badan, diabetes, gonorea,
sapremia dan sifilis pada
pengobatan beberapa penyakit, daun pandan wangi umumnya diseduh dengan air
panas dan diminum secara rutin . Penelitian menunjukkan ekstrak etil asetat
daun pandan wangi mengandung senyawa terpenoid dan steroid yang berpotensi sebagai
antidiabetes secara in vitro dengan daya hambat sebesar 0.79% pada konsentrasi
3.12 ppm. Penelitian ini karena murah, mudah diperoleh dan umum digunakan dalam
penyajian.[4]
Partisi
zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur (immiscible)
menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan
dimana tujuan primernya bukanlah analitis namun preparatif, ekstraksi pelarut
dapat merupakan suatu langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk
murninya dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Meskipun
kadang-kadang digunakan pelarut yang rumit, namun seringkali hanya diperlukan
sebuah corong pisah.[5]
Pinsip metode ekstraksi cair-cair adalah
berdasarkan pada perbedaan koefisien disribusi zat terlarut dalam dua larutan
yang berbeda fasa dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat terlarut
terdistribusi diantara dua larutan yang tidak saling bercampur, berlaku hukum
mengenai konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa pada kesetimbangan.
Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan
komponen dari suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sering
disebut juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extraction). Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasar
perbedaan kelarutan. Pelarut melarutkan sebagian bahan padatan sehingga bahan
terlarut yang diinginkan dapat diperoleh.[6]
Berbagai
jenis metode pemisahan, ekstraksi elarut atau disebut juga ekstraksi air
merupakan metode pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya
adalah bahwa pemisahan ini dapat
dilakukan b aik dxalam tingkat makro
atauun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali
corong pisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan
perbandingan tertentu dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzen,
karbon tetraklorida ataupun kloroform.[7]
Proses
ekstraksi pelarut berlangsung tiga tahap, yaitu:[8]
1)
Pembentuka
kompleks tidak bermuatan yang merupakan golongan ekstraksi.
2)
Distribusi
dari kompleks yang terekstraksi.
3)
Interaksinya
yang mungkin dalam fase organik.
Memahami prinsip-prinsip dasar
ekstraksi harus terlebih dulu dibahas berbagai istilah yang digunakan untuk
menyatakan keefektifan pemisahan. Misalnya suatu zat-terlarut A yang didistribusikan
antara dua fase tidak tercampurkan a dan b, hukum distribusi (atau partisi)
Nernst menyatakan bahwa, asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan
temperatur adalah konstan:
Dimana KD adalah sebuah
tetapan, yang dikenal sebagai koefisien distribusi (atau koefisien partisi).[9]
Hukum seperti yang dinyatakan di atas, secara
termodinamis tidaklah benar-benar tepat (misalnya, tak diperhitungkan aktivitas
dari berbagai spesi itu dan karenanya diharapkan hanya akan berlaku dalam larutan
encer dimana angka banding aktivitas itu
mendekati satu), tetapi merupakan suatu pendekatan yang berguna. Hukum ini
dalam bentuknya yang sederhana, tidak berlaku bila spesi yang didistribusikan
itu, mengalami disosiasi atau asosiasi dalam salah satu fase tersebut. Pada
penerapan praktis ekstraksi-pelarut ini, memperhatikan fraksi zat terlarut total dalam fase yang satu atau
yang lainnya, tidak peduli bagaimanapun cara-cara disosiasi, asosiasi atau
interaksinya dengan spes-spesi lain yang terlarut. Penyederhanaannya akan
diperkenalkanlah istilah angka banding distribusi D (atau koefisien ekstraksi
E):
D = (CA)a/(CA)b
dimana
lambang CA menyatakan konsentrasi A dalam semaua bentuknya seperti yang ditetapkan secara analitis.[10]
Koefisien distribusi dimaksudkan apabila suatu zat
terlarut membagi diri antara 2 cairan yang tidak dapat campur, ada suatu
hubungan yang pasti antara konsentrasi zat terlarut dalam dua fase pada
kesetimbangan. Nernst pertama kali memberikan pernyataan yang jelas mengenai
hokum distribusi pada tahun 1891 bahwa suatu zat terlarut akan membagi dirinya
antara dua cairan yang tidak dapat campur sedemikian rupa sehingga angka
banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah konstanta pada suatu temperature
tertentu.[11]
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Senin/ 12
mei 2014
Waktu : 07.30
– 11.00 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia Analitik, Jurusan Kimia., Fakultas Sains dan
Teknologi, UIN Alauddin Makassar.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
neraca analitik, corong pemisah 250
mL, buret asam 50 mL, pipet ukur 5 mL, gelas ukur 50 mL, erlenmeyer 250 mL,
gelas kimia
500 mL dan 100 mL, statif dan klem, bulp, pipet tetes dan botol semprot .
2.
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah,
aquades (H2O), asam sulfat (H2SO4) 2 M, kain blacu, daun pandan, kloroform (CHCl3), larutan kanji 0,2%, natrium tiosulfat (Na2S2O3)
0,01 M dan padatan Iod (I2).
|
C. Prosedur
Kerja
1.
Ekstraksi I
a. Menggerus
daun pandan dan memeras
menggunakan kain blacu untuk memperoleh ekstrak kentalnya.
b. Memasukkan
ekstrak kental sebanyak 50
mL ke dalam corong pemisah 250 mL.
c. Menambahkan
kloroform (CHCl3) sebanyak 75
mL.
d. Mengocok
corong pemisah beberapa menit.
e. Mengamati
apakah terjadi pemisahan atau tidak.
f. Mengambil
kembali campuran dari kloroform (CHCl3) dan memasukkan ekstrak ke dalam corong pemisah kemudian
menambahkan 25
mL kloroform (CHCl3).
g. Mengambil
kembali campuran dari kloroform (CHCl3) dan memasukkan ekstrak ke dalam corong pemisah kemudian
menambahkan 20
mL kloroform (CHCl3).
h. Mengeluarkan
lapisan organiknya ke dalam erlenmeyer.
i.
Menguapkan sisa kloroform (CHCl3)
di dalam erlenmeyer.
j.
Memasukkan ekstrak kental ke dalam
tabung dan memberi label.
2.
Ekstraksi 2
a. Menimbang
dengan teliti 0,1280
gram padatan iod (I2), kemudian melarutkan ke dalam 50 ml aquades (H2O).
b. Memasukkan
25 mL larutan Iod tersebut ke dalam corong pemisah 250 mL.
c. Menambahkan
5 mL kloroform (CHCl3) dan mengocok beberapa menit.
d. Mendiamkan
sebentar, mengeluarkan lapisan organiknya dan menuangkan lapisan air ke dalam
erlenmeyer.
e. Mengasamkan
larutan dengan pelarut air tersebut dengan 4 mL larutan Asam sulfat (H2SO4)
2 M. Menambahkan 1 mL larutan kanji 0,2% dan secepatnya mentitrasi dengan
Natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,01 M sampai
warna ungu larutan tepat hilang.
f. Menghitung
gram iod yang tertinggal dalam air dengan mengetahui jumlah gram iod aslinya,
dapat dihitung jumlah gram iod yang terekstraksi dalam pelarut
organik.Menghitung KD iod untuk sistem organik/air.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1. Tabel
Pengamatan
a. Ekstraksi
I
No.
|
Zat yang Bereaksi
|
Hasil
Pengamatan
|
Gambar
|
||
1.
|
Daun pandan
|
Hijau
|
|
||
2.
|
50 mL ekstrak + 75 mL CHCl3
|
Terbentuk 2
lapisan: I (hijau),
II (putih)
|
|
||
3.
|
Setelah
dikocok dan didiamkan
|
Terjadi
pemisahan
|
|
||
4.
|
87 mL ekstark + 25 mL CHCl3
|
Terbentuk 2
lapisan: I (hijau kekuningan),
II (hijau)
|
|
||
5.
|
Setelah
dikocok dan didiamkan
|
|
|
b. Ekstraksi II
No.
|
Zat yang
Bereaksi
|
Hasil
Pengamatan
|
Gambar
|
1.
|
0,1280 gram padatan iod + 50 mL aquades
|
Ungu
|
|
2.
|
25 mL larutan
iod + 5 mL CHCl3
|
Membentuk 2
lapisan: I (putih),
II (ungu)
|
|
3.
|
Setelah
dikocok dan didiamkan
|
Terbentuk 2
lapisan: I (putih),
II (ungu)
|
|
4.
|
5,1 mL pelarut + 4 mL H2SO4 2 M + 1 mL kanji0,2%
|
Ungu
|
|
5.
|
25 mL pelarut
+ 4 mL H2SO4 + 1 mL kanji 0,2%
|
Bening
|
|
6.
|
Campuran
setelah dititrasi Na2S2O3
|
Bening
|
|
B. Reaksi
1.
Iod
dengan Air
2I2 + 2H2O → 4 HI
+ O2
2.
Iod dengan
Kloroform
4HI + O2
+ 2 CHCl3 → CH2Cl2 + 2 HCl + 2HI
+ I2
3.
Iod
dengan natrium tiosulfat
Reduksi : I2 + 2e- → 2I-
Oksidasi : 2S2O32-
→ S4O62- + 2e-
I2 + 2S2O3
→ 2I- + S4O62-
Dalam reaksi rangkap:
I2 + 2Na2S2O3
→ 2NaI + Na2S4O6
C. Analisis Data
Diketahui:
Massa
I2 =
0,1280
gram
Va1
(volume air sebelum ekstraksi) =
25
mL
Va2
(volume air sesudah ekstraksi) =
23
mL
Vo1
(volume pelarut organik sebelum ekstraksi) =
5 mL
Vo2
(volume pelarut organik setelah ekstraksi) =
7
mL
Volume
Na2S2O3 =
2
mL
D =
85
Ditanyakan:
[I2] total = ….?
[I2] air = ….?
[I2] organik = ….?
KD = ….?
Massa [I2] = ….?
Penyelesaian:
[I2] total =
=
=
=
= 0,01
M
[I2] air = …..?
Reaksi: 2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I-
[S2O3]
2- = [I2]total =
0,01 M
[I2]
= 1 x 10-2 M
= 1 x 10-5 mM
Mol [I2] = Vol
[Na2S2O3]
x mM [I2]
= 2 mL
x 1 x 10-5 mM
= 2 x 10-5 mol
[I2]
air =
=
=
= 86,95 x 10-5
M
= 0,08695 x 10-2 M
[I2]
organik = [I2] total - [I2] air
= (1 x 10-2 M)
– (0,08695 x 10-2 M)
= 0,91305x 10-2 M
KD =
=
= 10,50
Massa
[I2] = Massa Iod mula-mula x
= 0,1280g x
= 0,1280g x
= 0,1280g x
= 0,1280 g x 0,94
= 0,1203
gram
D.
Pembahasan
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan
dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair digunakan
untuk memisahkan senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut
yang berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut
anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik dan sebaliknya
Percobaan pada ekstraksi pertama dilakukan yaitu ekstraksi daun pandan. Ekstrak daun pandan sebagai sampel yang telah digerus dan dimasukkan ke dalam corong pisah sebanyak 50 mL ditambahkan kloroform (CHCl3) sebanyak 75 mL sebagai pelrut organik membentuk
dua lapisan, dimana lapisan pertama berwarna hijau dan lapisan kedua bening.
Penambahan kloroform (CHCl3) yang kedua
sebanyak 25 mL berfungsi sebagai pelarut organik yang bersifat semi
polar yang tidak saling larut dengan pelarut air (H2O) sehingga pelarut organik akan terikat ke dalam daun pandan karena daya tarik sampel lebih kuat dari pada pelarut organik. Setelah pengocokan, akan terjadi pemisahan dan terbentuk dua lapisan, dimana lapisan pertama
berwarna hijau kekuningan dan lapisan
kedua berwarna hijau. Penambahan kloroform (CHCl3) yang ketiga sebanyak 20 mL setelah pengocokan terbentuk warna hijau kekuningan dan lapisan
kedua berwarna hijau pada lapisan pertama merupakan ekstrak daun pandan yang mengikat kloroform
(CHC3).
Percobaan Ekstraksi
kedua menggunakan padatan iod (I2) yang dilarutkan dengan aquades (H2O)
50 mL, dimana iod (I2)
berfungsi sebagai senyawa yang akan
ditentukan konsentrasinya dan didalam dua
pelarut tersebut tidak
saling bercampur karena sifatnya yang berbeda, dimana air
(H2O) berfungsi sebagai
pelarut polar dan kloroform (CHCl3) berfungsi sebagai pelarut organik yang non polar. Pengocokan pada larutan dilakukan
untuk memisahkan larutan organik dan air (H2O). Setelah pengocokan akan terbentuk dua lapisan dimana lapisan pertama berwarna putih dan lapisan kedua berwarna ungu. Warna ungu yang terbentuk adalah Iodium (I2) yang terikat dalam
kloroform (CHCl3). Pengasaman dengan asam sulfat (H2SO4)
2M berfungsi untuk memberikan suasana asam pada pelarut air (H2O)
hasil ekstraksi. Kemudian menambahkan larutan kanji 0,2% sebagai indikator yang akan memperlihatkan perubahan warna yang
terjadi saat lapisan air yang dititirasi
dengan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,01 M
sampai larutan menjadi bening. Nilai Kd yang diperoleh yaitu sebesar 10,50.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1.
Metode
pemisahan dengan cara ekstraksi pelarut adalah suatu metode pemisahan atau
pengambilan zat terlarut dalam larutan (pelarut air) dengan menggunakan pelarut
lain (pelarut organik).
2.
Nilai
KD untuk sistem organik/air adalah 10,50.
B. Saran
Saran utnuk percobaan ini yaitu sebaiknya pada
percobaan selanjutnya digunakan juga larutan benzen (C6H6)
glacial yang sifatnya semi polar sehingga
dapat dibandingkan hasil pengamatan dengan menggunakan 2 larutan semi polar
yaitu dengan kloroform (CHCl3).
|
DAFTAR
PUSTAKA
Basset,
J., dkk. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.
1994.
Day,
R. A dan A. L Underwood.Analisis Kimia Kuantitatif, Jakarta: Erlangga.
2002.
Gozan, Misri. Absorpsi Leaching dan Ekstraksi Pada
Industri Kimia. Jakarta:
Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press). 2006.
Khopkhar, S. M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta;
UI-Prees, 2007.
Prameswari,
dkk “Uji Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi ” Jurnal Pangan dan Agroindustri 2 No.2 ( April 2014), h. 1-7.
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan
Lengkap Praktikum Dasar–dasar Pemisahan Kimia dengan Judul “Ekstraksi Pelarut
Cair-cair” disusun oleh
Nama : Riskayanti
Nim :
60500112028
Kelompok : III (Tiga)
telah
diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima sebagai
laporan lengkap.
Samata, Mei 2014
Koordinator
Asisten Asisten
Siti
Hardiyanti R. L Nur
Amalia P.
Nim:
60500110027 Nim: 60500110027
Mengetahui,
Dosen penanggung Jawab
Dra. Sitti Chadijah, M.Si
Nip. 19680216 199903 2 001
|
[1]J. Basset, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif
Anorganik (Jakarta: Buku Kedokteran EGC , 1994), h.165.
[4]Prameswari,
dkk “Uji
Efek Ekstrak Air Daun Pandan Wangi ”
Jurnal Pangan
dan Agroindustri 2 No. 2 ( April 2014),
h. 17.
[5]R.
A. Day
dan A. L. Underwood, Jr., Analisis Kimia
Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 457.
[7]S.
M. Khopkar, Konsep Dasar Kimia Analitik
(Jakarta; UI-Prees, 2007), h. 84
[9]J. Basset, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, h.166.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar