Sabtu, 12 Desember 2015

Laporan Potensiometer

Potensiometer


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Asam laktat merupakan asam organik multifungsi yang potensial diproduksi dalam skala besar.Asam laktat selain digunakan sebagai bahan pengawet makanan juga merupakan bahan baku (feedstock) industri polimer biodegradable, oxygenated chemicals, pengatur pertumbuhan tanaman, dan pelarut yang ramah lingkungan.[1]
Sebagian besar metode analitik didasari pada sifat-sifat elektrokimia larutan. Bila pada suatu elektrolit dicelupkan dua buah elektroda kemudian dihubungkan dengan rangkaian listrik luar, maka arus akan mengalir melalui larutan bila suatu baterai diletakkan pada rangkaian luar atau sistem elektrolit dengan kedua elektrodanya sebagai suatu sel akan berperanan sebagai sumber energi dan akan menghasilkan arus yang akan mengalir ke rangkaian luar.
Suatu eksperimen dapat diukur dengan menggunakan dua metode yaitu, potensiometri langsung yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati hal ini terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan air. Titrasi langsung, ion dapat dititrasi dengan potensialnya diukur sebagai fungsi volume titran.[2]
1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan potensiometer untuk menentukan titik ekuivalen derajat disosiasi asam (pKa) asam laktat (C3H6O3)  dengan alat potensiometer.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Berapa konsentrasi asam laktat (C3H6O3) dengan alat potensiometer?
2.      Berapa titik ekuivalen asam laktat (C3H6O3) dengan alat potensiometer?    
C.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.       Untuk mengetahui konsentrasi asam laktat (C3H6O3) dengan alat potensiometer.
2.      Untuk mengetahui berapa titik ekuivalen asam laktat (C3H6O3) dengan alat potensiometer?

              















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Asam Karboksilat (R-COOH)
              Karboksilat adalah garam yang memiliki seperti garam yang memiliki sifat seperti garam anorganik, tidak berbau, titik leleh relatif tinggi dan sering mudah larut dalam air. Oleh karena bentuk ionnya, karboksilat sukar larut dalam pelarut organik. Air merupakan salah satu basa yang sangat lemah, terlalu lemah untuk menghasilkan proton dalam jumlah besar dan kebanyakan asam karboksilat. Basa lebih kuat seperti natrium hidroksida mengalami reaksi sempurna dengan asam karboksilat membentuk garam yang disebut karboksilat. [3]

                        Gambar . 2. 1. Contoh Senyawa Asam Karboksilat.
3
Suatu molekul asam karboksilat mengandung gugus (–OH) dan dengan sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Oleh karena adanya ikatan hirogen, asam karboksilat yang mengandung atom karbon satu sampai empat dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom karbon lebih banyak, kebanyak larut sebagian.[4]
Asam karboksilat juga membentuk ikatan hidrogen dengan molekul asam karboksilat lainnya yang terjadi dua ikatan hidrogen di antara dua gugus karboksil. Apabila larutan tidak mempunyai ikatan hidrogen, asam karboksilat berada sebagai sepasang molekul yang bergabung disebut dimer (dua bagian).[5]
B.       Asam Laktat (C3H6O3)
            Asam laktat merupakan bahan kimia serbaguna yang digunakan sebagai aroma, asidulan dan pengawet dalam industri makanan, obat-obatan, industri kulit dan tekstil, untuk produksi bahan kimia dasar dan untuk polimerisasi bahan yang mudah dirombak.[6]
C.      Elektroda (Indikator dan Pembanding)
            Elektroda indikator merupakan bagian penting dari peralatan potensiometri karena itu elektroda indikator harus memenuhi berbagai persyaratan. Salah satu persyaratan penting yang harus dipenuhi adalah tanggapannya terhadap keaktifan bentuk teroksidasi dan bentuk tereduksi harus sedekat mungkin dengan yang diramalkan dengan persamaan nernst.[7]
              Elektroda indikator adalah elektroda yang potensialnya bergantung pada aktifasi. Elektroda indikator sederhana biasanya akan terdiri dari batang atau kawat yang dibersihkan dengan seksama yang terbuat dari logam, logam ini yang akan dicelupkan dalam larutan. Beberapa kasus elektroda dapat dipisahkan dengan menggunakan kawat platina yang telah disalut dengan lapisan tipis logam yang tepat dengan cara pengendapan secara listrik.[8]
            Elektroda indikator untuk pengukuran potensiometri terdiri atas dua jenis yaitu elektroda indikator logam dan elektroda indikator selaput. Elektroda indikator selaput disebut juga sebagai elektroda selektif ion atau elektroda khas ion.[9]
            Elektroda hidrogen baku merupakan elektroda pembanding yang utama. Harga potensial elektroda ini dianggap nol, akan tetapi elektroda ini mempunyai banyak kelemahan yang menyebabkannya tidak mudah dipakai dalam pemeriksaan kimia yang sesungguhnya. Kelemahan itu antara lain, potensial elektrodanya mudah diganggu oleh beberapa senyawa misalnya oksidator, reduktor, koloid, ion sulfida dan sebagainya.[10]
D.      Potensiometer
            Prinsip kerja potensiometer berdasarkan perubahan potensial elektroda yang berada dalam larutan yang dianalisis karena adanya penambahan volume titran. Elektroda yang digunakan dalam analisis menggunakan potensiometer ini adalah elektrode kerja berupa elektrode Platina (Pt) dan elektrode pembanding. Dalam kegiatan ini alat potensiometer yang digunakan sudah dilengkapi dengan elektrode kombinasi Platina yang merupakan gabungan dari ke dua macam elektrode Pt dan pembanding.[11]





 

        
          


  Gambar II. 1. Alat Potensiometer T-90 Merk Tolendo.[12]
Keterangan gambar:
1. Elektrode kombinasi                       6. Monitor manual
2. Buret tempat larutan titran              7. CPU
3. Pengaduk gantung                          8. Printer
4. Meja sampel                                    9. Monitor komputer
5. Botol tempat titran
E.       Titrasi Potensiometri
Potensiometri adalah cabang dari ilmu kimia yang mempelajari ilmu pengukuran potensial dari sutau elektrode. Pengukuran potensial elektroda banyak digunakan dalam ilmu kimia dan kefarmasian terutama untuk pengukuran pH dan titrasi potensiometri.
Bermacam reaksi titrasi dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil  volume titran secara berturut-turut atau secara kontinu dengan perangkat automatik.[13]
Setiap titrasi (titrasi asam-basa, titrasi kompleksometri, titrasi pengendapan ataupun titrasi redoks) dapat diikuti secara potensiometri dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Kurva titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume penitar yang ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Grafik dapat diperkirakan titik akhirnya. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok  untuk menentukan titik akhir titrasi.[14]
Harga potensial yang diukur dapat diubah sedemikian rupa sehingga dapat ditampilkan sebagai pH. Sedangkan kurva kalibrasi yang diperoleh dalam percobaan seringkali berupa dengan kurva teoritis, terutama untuk asam basa. Apabila elektroda yang dipakai dengan tepat, maka kurva-kurva titrasi yang didapatkan untuk jenis titrasi lainnya juga akan serupa dengan kurva teoritis.[15]
Pengukuran pH menggunakan potensiometer memerlukan sebuah sel galvani yang tersusun dari sebuah elektroda indikator (peka terhadap ion hidrogen) dan sebuah elektroda pembanding. Potensial sel ini sebanding dengan pH larutan.[16]
Misalkan sebuah sel yang terdiri dari dua buah elektroda hidrogen, satu sebagai elektroda indikator dan satu lagi sebagai elektroda pembanding. Elektroda indikator itu dicelupkan ke dalam larutan yang tidak diketahui pH nya.[17]





BAB III
METODE PERCOBAAN
                                                                         
A.    Waktu dan Tempat
 Hari/ Tanggal      : Jumat/ 28 November 2014
 Pukul                   : 13.00 -17.30 WITA
 Tempat               : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.         

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini, yaitu rangkaian alat potensiometer cobra 3 chem unit, pipet  volume  25 mL, pipet skala 10 mL, gelas ukur 100 mL, gelas kimia 250 mL, erlenmeyer 250 mL, bulp, dan labu semprot.
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu aquabides (H2O), aluminium foil, asam laktat (C3H6O3) dan natrium hidroksida (NaOH) 0,1M.

C.      Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini yaitu
1.    Memipet 60 mL aquabides (H2O) ke dalam erlenmeyer 250 mL
2.    Menambahkan 20 mL larutan asam laktat (C3H6O3) dan menutup larutan yang telah dicampurkan.
3.    Larutan siap di uji dengan alat potensiometer.
8
 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Tabel Pengamatan
                Tabel. IV. 1. Pengukuran Waktu dan Perubahan pH

No.
Waktu (detik)
Perubahan pH
(pH Value)
1.
10
0,90
2.
20
0,90
3.
30
0,90
4.
40
0,89
5.
50
0,89
6.
60
0,89
7.
70
0,89
8.
80
0,88
9.
90
0,88
10.
100
0,88
11.
110
0,88
12.
120
0,87
13.
130
0,87
14.
140
0,87
15.
150
0,87
16.
160
0,87
17.
170
0,87
18.
180
0,87
19.
190
0,87
20.
200
0,87
21.
210
0,87
22.
220
0,87
23.
230
0,87
24.
240
0,87
25.
250
0,87
26.
260
0,87
27.
270
0,87
28.
280
0,87
29.
290
0,87
30.
300
0,87
31.
310
0,87
32.
320
0,87
33.
330
0,87
34.
340
0,87
35.
350
0,87
36.
360
0,88
37.
370
0,88
38.
380
0,88
39.
390
0,88
40.
400
0,88


2.   

Reaksi
Asam laktat direaksikan dengan natrium hidroksida menghasilkan garam dan air.
CH3CHOHCOOH + NaOH → CH3CHOHCOONa + H2O



9
 
3.      Grafik
                    Grafik. IV. 1. Hubungan antara pH terhadap Volume.

                   
                    

B.       Pembahasan
            Prinsip kerja potensiometer berdasarkan perubahan potensial elektroda yang berada dalam larutan yang dianalisis karena adanya penambahan volume titran. Elektroda yang digunakan dalam analisis menggunakan potensiometer ini adalah elektrode kerja berupa elektrode Platina (Pt) dan elektrode pembanding.
            Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan aquabides (H2O) dan asam asam laktat (C3H6O3) berfungsi sebagai analit, lalu ditutup menggunakan aluminium foil. Preparasi ini dilakukan di dalam lemari asam karena diketahui bahwa asam yang digunakan mempunyai sifat yang mudah menguap dan berbau tajam.
            Setelah beberapa saat kemudian asam laktat (C3H6O3) yang telah disiapkan diuji menggunakan alat potensiometer. Pengujiannya menggunakan tiga elektroda yaitu elektroda kerja, elektroda indikator dan elektroda pembanding. Larutan NaOH berfungsi sebagai penitar dalam titrasi. Melakukan pengadukan menggunakan stirrer dengan kecepatan yang sedang. Mengatur elektroda sedemikian rupa hingga pH pada monitor stabil. Melakukan proses titrasi dengan selang waktu 10 detik dan volume NaOH yaitu 0,25. Melihat grafik pada monitor hubungan antara volume NaOH dan pH.
            Berdasarkan grafik jika dihubungkan dengan asam lemah yang digunakan yang berfungsi sebagai larutan analit yang konsentrasinya belum diketahui dan basa kuat sebagai penitar yang konsentarsinya telah diketahui diperoleh grafik yang tidak sesuai karena semakin bertambahnya pH volumenya semakin berkurang yang seharusnya volume bertambah dengan meningkatnya pH, dilihat dari pH awalnya yaitu 0,90 sedangkan secara teoritis pH asam lemah berada diantara pH 1 sampai 4 dan pH untuk basa kuat yaitu berada pada pH 11 sampai pH 14. Nilai pKa dari asam laktat (C3H6O3)  yaitu 0,90, sedangkan titik ekuivalen pada tabel yaitu 0,87 pada volume 4 mL. Konsentrasi asam laktat (C3H6O3)  yaitu 4,7619 10-3, pH pada titik ekuivalen yaitu 8,5 dan untuk pH pada titrasi akhir yaitu 11,95.


           









BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
      Kesimpulan dari percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Konsentrasi  asam laktat  (C3H6O3) didapatka sebesar 4,7619 10-3.
2.      Titik ekuivalen didapatkan sebesar 0,87.  
B.     Saran
            Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya menggunakan asam format (CH2O2) sebagai perbandingan dengan asam laktat (C3H6O3).

12
 















DAFTAR PUSTAKA

Basset, J. Vogels’s Textbook of Quantitative Inorganik Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, terj. A. HadyanaP. Dan L. Setiono. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: Kedokteran EGC, 2013.
Fessenden ,Ralph J. dan Joan S. Fessenden. Fundamentals of Organik Chemistry. terj. Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally. Dasar-Dasar Kimia Anorganik. Jakarta: Binarupa Aksara, 2010.
Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry,  terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.
Rintis Manfaati. ”Kinetika Dan Variabel Optimum Fermentasi Asam Laktat Dengan Media Csmpuran Tapioka Dan Limbah Cair Tahu Oleh Rhizopus Oryzae” Tesis, (Semarang: Program Megister Teknik Kimia Universitas Diponegoro, 2010). Http://eprints.undip.ac.id/25193/1/rintis.pdf (Diakses 3 Desember 2014).
Rivai dan Harrizul. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI-Press, 1995.
Suprihatin dan Dyah Suci Perwitasari. “Pembuatan Asam Laktat dari Limbah Kubis”. Jurnal Teknik Kimia. Http://eprins.upmjatim.ac.id/3060/1/f-2.pdf (Diakses 26 November 2014), h. 1.
Torowati dan Banawa Sri Galuh. “Penentuan Nilai Limit Deteksi dan Kuantisasi Alat Titrasi Potensiometer untuk Analisis Uranium”. ISSN 1979-2409. Http://1371-2535-1-SM.pdf (Diakses 26 November 2014).


















LAMPIRAN PERHITUNGAN
Diketahui:
Ø    Larutan penitar            : Natrium hidroksida (NaOH) 0,1 M
Ø    pH awal                       : 0,87
Ø    No. Volume                : 0,25 mL
Ø    Durasi                          : 10,0 mL/menit
Ø    Waktu                         : 6 menit 40 detik
Ø    VNaOH                           : 4,00 mL
Ditanya:
a.                   Berapa konsentrasi asam laktat (C3H6O3)?
b.                  Berapa titik ekuivalen asam laktat (C3H6O3)?
Penyelesaian:
Analisis data:
a.       Konsentrasi asam laktat mula-mula
MgrekNaOH                   = Mgrek C3H6O3
            MNaOH x VNaOH             = MC3H6O3 x VC3H6O3
           0,1 M x 4, 00 mL        =  M C3H6O3 x 20 mL
MC3H6O3                               = 0,1 M x 4, 00 ML
                                               20 mL
            MC3H6O3                               = 0,02 M
b.      pH mula-mula asam laktat
pH = -log 
pH = -log
            pH = -log 8.10-6
            pH = 6 – log 8
            pH = 6 - 0,9
            pH = 5,1         
c.      

pH titik ekuivalen
nC3H6O3      = V x M
nC3H6O3      = 4,00 mL x 0,1 M
nC3H6O3      = 0,4 mmol
[C3H6O3]
[C3H6O3] = 4,7619 10-3
pH       =  pKw +  pKa – Pc
pH     =  14 +  (-log Ka) -  (-log 0,4 M)
pH     =  14 +  (3,3979) -  0,3979
pH    = 7 + 1,69895 – 0,19895
pH    = 8,5
d.      pH pada titik titrasi
mol gram asam = 0,4 mmol
mol basa = MNaOH x VNaOH
mol basa = 0,1 M x 20 mL
mol basa         = 2 mmol
Mol sisa basa pada pencampuran = 2 mmol – 0,4 mmol
                                                      = 0,8 mmol/90 mL
pOH     = -log [OH-]
pOH     = -log 0,0088
pOH     = 2,05
pH       = 14 – pOH
pH       = 14 – 2,05
pH      = 11,95


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktikum Kimia Instrumen dengan judul “Potensiometer” yang disusun oleh:
Nama               : Riskayanti
Nim                 : 60500112028
Kelompok       : II (Dua)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten dan dinyatakan dapat diterima.
         Samata,         Desember  2014
Koordinator Asisten                                                                        Asisten


Asrijal, S.Si.                                                                           Ona Istiqama Iswan
NIM: 60500110032                                                                                                

Mengetahui,
Dosen  Penanggung Jawab



                                               Sappewali., S.Pd., M.Si.


[1]Rintis Manfaati, ”Kinetika Dan Variabel Optimum Fermentasi Asam Laktat Dengan Media Csmpuran Tapioka Dan Limbah Cair Tahu Oleh Rhizopus Oryzae” Tesis, (Semarang: Program Megister Teknik Kimia Universitas Diponegoro, 2010), h. 81. Http://eprints.undip.ac.id/25193/1/rintis.pdf (Diakses 3 desember 2014).
[2]S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry,  terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 357.
[3]Ralph J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Fundamentals of Organik Chemistry, terj. Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally, Dasar-Dasar Kimia Anorganik (Jakarta: Binarupa Aksara, 2010), h.454-455.
[4]Ralph J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Fundamentals of Organik Chemistry, terj. Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally, Dasar-Dasar Kimia Anorganik, h. 437.
[5] Ralph J. Fessenden dan Joan S. Fessenden, Fundamentals of Organik Chemistry, terj. Sukmariah Maun, Kamianti Anas dan Tilda S. Sally, Dasar-Dasar Kimia Anorganik, h. 437.
[6]Suprihatin dan Dyah Suci Perwitasari, “Pembuatan Asam Laktat dari Limbah Kubis”, Jurnal Teknik Kimia. Http://eprins.upmjatim.ac.id/3060/1/f-2.pdf (Diakses 26 November 2014), h. 1.
[7]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia (Jakarta: UI-Press, 1995), h. 373.
[8]J. Basset, Vogels’s Textbook of Quantitative Inorganik Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, terj. A. HadyanaP. Dan L. Setiono, Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik (Jakarta: Kedokteran EGC, 2013), h. 671.
[9]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia, h. 373.
[10]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia, h. 379.
[11]Torowati dan Banawa Sri Galuh, “Penentuan Nilai Limit Deteksi dan Kuantisasi Alat Titrasi Potensiometer untuk Analisis Uranium”, ISSN 1979-2409. Http://1371-2535-1-SM.pdf (Diakses 26 November 2014), h. 11.
[12]Torowati dan Banawa Sri Galuh, “Penentuan Nilai Limit Deteksi dan Kuantisasi Alat Titrasi Potensiometer untuk Analisis Uranium”, ISSN 1979-2409, h. 12.
            [13]S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry,  terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik, h. 354.
[14]Rivai dan Harrizul,  Asas Pemeriksaan Kimia,  h. 385.
[15]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia, h. 385
[16]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia, h.381
[17]Rivai dan Harrizul, Asas Pemeriksaan Kimia, h. 381-382

Tidak ada komentar:

Posting Komentar