Cara Uji Timbal (Pb) dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)-nyala
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sering kali dijumpai tanaman teh di indonesia yang tumbuh
di pinggir jalan raya yang banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Hal ini dapat menyebabkan
logam berat yang berasal
dari asap kendaraan bermotor dapat menempel pada
tanaman teh tersebut, misalnya
logam timbal atau kadmium. logam tersebut
merupakan mineral non esensial
yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan dapat
menimbulkan efek toksik.[1]
Kandungan timbal (Pb)
dalam tubuh manusia ditetapkan cara yang akurat dalam bentuk analisis
konsentrasi timbal (Pb) di dalam darah atau urin. Konsentrasi timbal (Pb) di
dalam darah merupakan indikator
yang lebih baik dibandingkan dengan konsentrasi timbal (Pb) di dalam urin.
Kandungan
logam berat dapat ditentukan dengan metode AAS. Metode AAS (Atomic
Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang
dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam
berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan.
Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara
menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis.
Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti H2SO4,
HNO3, H2O2,
HClO4 atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk
mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.[2]
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dilakukan percobaan penentuan kandungan timbal (Pb) dalam
sampel minuman kemasan teh gelas) dengan menggunakan alat spektrofotometer
serapan atom (SSA)-nyala.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari
percobaan ini yaitu berapa kadar
timbal (Pb) dalam sampel minuman kemasan (teh gelas) dengan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom (SSA)?
C.
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari percobaan ini yaitu
untuk menentukan berapa kadar timbal (Pb) dalam sampel minuman kemasan (teh
gelas) dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA).
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh
Teh merupakan
minuman yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Manfaat teh antara lain untuk mengurangi resiko
kanker, membantu kinerja pencernaan, menurunkan berat badan,
menurunkan tekanan darah tinggi,
menguatkan gigi, membuat tubuh menjadi
segar dan mengurangi kelelahan
serta menetralisir radikal bebas. Berbagai komponen
teh mempunyai efek terhadap
kesehatan salah satunya
adalah mineral, beberapa mineral
yang terkandung dalam teh adalahfluor, kalium,
mangan, magnesium, kalsium, tembaga,
besi, seng dan selenium.[3]
Teh hitam
merupakan minuman yang berasal
dari tumbuhan teh (Camelia Sinensis).
Ada empat tahap proses dari daun teh
menjadi teh hitam
yang siap diseduh/dikonsumsi. Pertama-tama, daun
teh yang telah
dipetik dibiarkan layu sebentar, kemudian daun teh
tersebut digiling hingga
kandungan cairan dalam teh tersebut keluar. Daun teh tersebut
dibiarkan teroksidasi enzimatis
seluruhnya, lalu
teh tersebut dikeringkan dan siap
diseduh.[4]
|
B. Timbal (Pb)
Timbal (Pb) yang
terlepas ke udara dapat masuk ke dalam tubuh manusia selanjutnya akan mengendap
di dalam darah. Akumilasi kandungan timbal (Pb) dalam darah akan menyebabkan
berbagai dampak buruk. Seperti peningkatan jumlah kematian orang dewasa karena
pemyakit jantung koroner, peningkatan kasus hipertensi menurunnya IQ anak-anak
dan dapat menimbulkan gangguan intestinal dan anemia.[5]
Logam-logam yang mudah
diuapkan seperti Cu, Pb, Zn,
Cd, umumnya ditentukan pada suhu rendah sedangkan untuk unsur-unsur yang tak
mudah diatomisasi diperlukan suhu tinggi. Suhu tinggi dapat dicapai dengan
menggunakan suatu oksidator bersamaan dengan gas pembakaran, contohnya
atomisasi unsur seperti Al, Ti, Be.[6]
C. Destruksi
Destruksi merupakan
suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsurnya sehingga dapat dianalisis.
Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari bentuk organik logam
menjadi bentuk logam-logam anorganik,
pada
dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi
basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini
memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.[7]
Destruksi basah adalah
perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian
dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat
digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat, asam sulfat, asam
perklorat, dan asam klorida. Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik
tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya
larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen
yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah
berjalan dengan baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan
senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya
pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha
pengembangan metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.[8]
Destruksi
kering merupakan perombakan organic logam di dalam sampel menjadi logam-logam
anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan
suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan
suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung
pada jenis sampel yang akan dianalisis.[9]
D.
Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi atom
merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur, dimana sekitar 70 unsur
dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang karena prosedurnya
paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran ppm sampai ppb,
waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.[10]
Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom
(SSA) adalah penyerapan energi
secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada dalam bentuk gas.
Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika disedot ke dalam
nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi logam. Beberapa logam
akan naik langsung ke tingkat energi
eksitasi sedemikian rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis
dari atom logam dengan energi
kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada dalam keadaan
dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima radiasi cahaya yang
memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan atom logam.[11]
Spektroskopi absorpsi
atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber yang sesuai (lampu katoda
cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi sampel yang telah
teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui
monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi
dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai
nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan
hanya mengukur arus bolak balik
(sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur berdasarkan
perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang diukur
(sampel) dalam nyala api.[12]
Pelarut digunakan dalam
prosedur dalam spektrofotometrik
menimbulkan permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus
melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah
itu dibuat.[13]
SSA dapat mengukur
kadar unsure tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain,
sama sekali tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain
sehingga tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber
kesalahan yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, SSA dapat juga
digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan berair. Kenyataannya, SSA
bebas dari segala kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis
yang ideal dan serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi,
dokter dan insinyur yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.[14]
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal :
Jumat/ 31 Oktober 2014
Pukul : 13.00 - 17.30 WITA
Tempat
:
Laboratotium Kimia Anorganik dan Laboratorium
Kimia Riset Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Alauddin Makassar.
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan ini yaitu rangkaian alat spektrofotometer serapan atom (SSA)
varian AA240F, kompor listrik,
labu takar 50 mL dan 100 mL, erlenmeyer 50 mL, gelas kimia 50 mL, pipet skala 5
mL dan 25 mL, pipet tetes 3 mL, corong, batang pengaduk, bulp dan botol semprot.
2.
Bahan
Bahan yang
digunakan dalam percobaan ini yaitu aquabides
(H2O), asam nitrat pekat (HNO3), kertas whatman 41, larutan
induk timbal (Pb) 1000 ppm, sampel minuman kemasan (teh gelas) dan tissue.
|
C. Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja dari percobaan ini yaitu:
1.
Preparasi
Sampel (Teh Gelas)
a. Menghomogenkan larutan sampel (teh gelas).
b. Memipet 50 mL larutan sampel (teh gelas) ke dalam masing-masing
2 erlenmeyer 100 mL.
c. Menambahkan 5 mL asam nitrat pekat (HNO3).
d. Memanaskan ke dalam lemari asam menggunakan kompor
listrik secara perlahan-lahan hingga volumenya 20 mL dan larutannya menjadi
jernih.
e. Mendinginkan larutan.
f. Menyaring larutan ke dalam labu ukur 50 mL.
g. Membilas erlenmeyer 100 mL dan menyaring hasil bilasanya.
h. Menambahkan larutan standar 100 ppm sebanyak 1 mL masing-masing
ke dalam labu ukur 50 mL .
i.
Mengencerkan
dan menghomogenkan masing-masing larutan.
j.
Mengukur
absorbansi sampel (teh gelas) dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
(SSA).
2. Pembuatan
larutan baku 100 ppm
a.
Memipet 10 mL larutan induk Pb(NO3)2 1000 ppm ke dalam labu takar 100 mL.
b.
Mengencerkan
dengan aquabides (H2O).
3.
Pembuatan
deret standar
a.
Memipet
0,5
mL, 0,75 mL, 1 mL, 1,25 mL dan 1,5 mL larutan baku
100 ppm ke dalam 5 buah labu takar 50 mL.
b.
Mengencerkan masing-masing larutan dengan aquades (H2O) dan
menghomogenkannya.
4.
Pengujian
kadar timbal (Pb) dengan AAS
a.
Menyalakan
rangkaian sektrofotometer serapan atom.
b.
Mengeset hollow cathode lamp.
c.
Memastikan
alat sektrofotometer serapan atom telah tersambung dengan komputer.
d.
Menghubungkan
alat sektrofotometer serapan atom dengan larutan standar dan sampel.
e.
Melakukan
analisis larutan standar dan sampel.
f.
Mencatat
nilai absorbansi dari masing-masing larutan.
g.
Membuat
kurva absorbansi timbal (Pb).
h.
Mencatat
konsentrasi timbal (Pb) dalam sampel
dengan menggunakan evaporasi.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Pengamatan
Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan maka dapat diamati sebagai berikut:
1.
Tabel
Pengamatan
Tabel.
IV.1 Larutan standar, blanko dan sampel
No.
|
Sampel
|
Konsentrasi(x)
(ppm)
|
Absorbansi (y)
|
1
|
Blanko
|
0,0000
|
0,0014
|
2
|
Standar 1
|
1,0000
|
0.0114
|
3
|
Standar 2
|
1,5000
|
0.0256
|
4
|
Standar 3
|
2,0000
|
0.0335
|
5
|
Standar 4
|
2,5000
|
0.0445
|
6
|
Standar 5
|
3,0000
|
0.0539
|
Tabel VI.2. Pengamatan Sampel
No.
|
Sampel
|
Absorben
|
1
|
Teh gelas (I)
|
0,0136
|
2
|
Teh gelas (II)
|
0,0122
|
2.
Tabel Absorbansi
Tabel
VI.3. Absorbansi
No.
|
Sampel
|
x
|
y
|
x.y
|
x2
|
y2
|
||
1
|
Blanko
|
0,0000
|
0,0014
|
0,0000
|
0,0000
|
1,96 x 10-6
|
||
2
|
Standar
1
|
1,0000
|
0,0114
|
0,0114
|
1,0000
|
1,2996 x 10-4
|
||
3
|
Standar 2
|
1,5000
|
0,0256
|
0,0384
|
2,2500
|
6,5536 x 10-4
|
||
4
|
Standar 3
|
2,0000
|
0,0335
|
0,0670
|
4,0000
|
1,12225 x 10-3
|
||
5
|
Standar 4
|
2,5000
|
0,0445
|
0,11125
|
6,2500
|
1,98025 x 10-3
|
||
6
|
Standar 5
|
3,0000
|
0,0539
|
0,1617
|
9,0000
|
2,90521 x 10-3
|
||
N=6
|
Σx= 10
|
|
Σxy=
0,38975
|
Σx2=22,5
|
Σ y2=
6,79499 x 10-3
|
3. Reaksi
4.
Analisis
Data
a.
Persamaan garis linier
y = a + bx
b =
=
=
=
=
Persamaan
garis linier dapat juga dicari dengan:
a = y rata-rata – b (x
rata-rata)
= 0.02838 – 0.01816 (1,66666)
= 0,02838 – 0.03026
= -1,88 x 10-3 = -0,001
b.
Konsentrasi
timbal (Pb) dalam teh gelas I
y = a + bx
0,0136
= -0,001+ 0,018x
0,0136
+0,001= 0,018x
0.0146 = 0,018x
x =
x = 0,81
c.
Konsentrasi
timbal (Pb) dalam teh gelas II
y = a + bx
0,0122
= -0,001 + 0,018x
0,0122
+0,001 = 0,018x
0,0122
=0.054x
x=
x= 0,73
d. konsentrasi
deret standar
Standar 1 :
Standar 2:
Standar 3 :
Standar 4:
Standar 5:
e.
Nilai
regresi
(R)
R2=
R2=
R2=
R2=
R2=
R2=
R2= 0,99
5.
|
a. Grafik komputer
Grafik IV. 1 Hubungan
Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
b. Grafik Manual
Grafik
IV. 2 Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .
B.
Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar timbal (Pb) yang terdapat pada teh gelas. Teh gelas yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran
kandungan timbal dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk Timbal (Pb) 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu
takar 100 mL. Memipet larutan standar timbal (Pb) dengan volume 0,5 mL, 0,75 mL, 1 mL, 1,25 mL dan 1,5 mL untuk masing-masing 1 ppm, 1,5 ppm, 2 ppm, 2,5 ppm dan 3 ppm deret
standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi
dari masing-masing deret standar.
Pembuatan larutan sampel dilakukan
dengan memipet 50 mL sampel teh gelas. Menambahkan asam nitrat (HNO3)
berfungsi untuk mencegah terjadinya endapan, juga berfungsi sebagai pelarut
untuk menghilangkan pengotor yang ada dalam sampel dan untuk mengikat dan
mengomplekskan logam. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya
proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat, kemudian
larutan didinginkan setelah munculnya uap putih yang menandakan perombakan
senyawa organik telah berjalan dengan baik,
mendinginkan dan menyaring larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya
mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi lautannya, dimana sebelum penyaringan ditambahkan 1 ml larutan baku 100 ppm untuk
mepermudah dalam pengidentifikasian timbal (Pb) dalam sampel pada saat
pengidentifikasian menggunakan spektrofotometer serapan atom
Larutan yang telah dihimpitkan di
uji kadar timbalnya dengan
alat spektrofotometer serapan atom dengan panjang gelombang 283,3 nm, dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan
garis yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,018x –
0,001 dengan R² = 0,980. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji
ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran
kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi
larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara
konsentrasi dan absorbansi, dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus
dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada
kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.
Nilai R2
kurva kalibrasi larutan sampel ditambahkan standar pada penelitian ini
adalah 0,980, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi
ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang
menyatakan hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 0,018x - 0,001, dalam hal ini y adalah
absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 0,018 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,001 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu
y, dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel
didapatkan sampel
(teh gelas I) sebesar 0,81 gr sampel (teh gelas II) 0,73 gr. Menurut teori kandungan timbal (Pb) menurut
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.
HK.00.06.1.52.4011 Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam
Makanan 2,0 dimana percobaan yang dilakukan tidak sesuai teori, hasil yang diperoleh dibawahh
teori, hal ini berarti bahwa dalam teh gelas tidak mengandung banyak timbal
(Pb) dan layak untuk dikonsumsi.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah
kandungan kadar timbal
(Pb)
dalam sampel teh gelas
dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom yaitu sampel (teh gelas) simplo sebesar 0,81 ppm dan sampel (teh gelas II) duplo sebesar 0,73 ppm.
B. Saran
Saran
yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan pula uji
kandungan Zn (zink) dalam teh gelas.
|
||||
|
DAFTAR PUSTAKA
Bintang, Maria. Biokimia Teknik
Penelitian. Jakarta:
Erlangga, 2010.
Chahaya, Indra, Surya Dharma dan Lenni Simalunnang.
“Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin di Kota Pematang
Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan” Jurnal Majalah Kedokteran Nusantara. http://repository.
usu.ac.id/bitstream/ 123456789/15585/ 1/mkn-sep2005-%20%283%29.pdf (31 Oktober 2014).
Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga, 2002.
Hamzah, Nursalam. Analisis
Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013.
Khopkar,S.M.
Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.
Kristianingrum, Susila.”Kajian Berbagai
Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada30 Oktober 2014.
Liwang, Frans. “Manfaat Konsumsi Teh Hitam Sebagai Upaya
Preventif Penyakit Jantung
Koroner Akibat Aterosklerosis di Indonesia” Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains, dan Teknologi. http://manfaatkonsumsi-teh-hitam.pdf (31 Oktober 2014).
Utami, Faizah dan Yunahara Farida. “Analisis Kandungan
Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di Pasar Jakarta Selatan
Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal
Farmasi. http://dosen.
univpancasila.ac.id/pdf (30 Oktober 2014).
|
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan
praktikum Kimia Instrumen dengan judul “Cara Uji Timbal (Pb) dengan Spektrofotometer
Serapan Atom (SSA)-nyala” yang disusun
oleh:
Nama : Riskayanti
Nim : 60500112028
Kelompok : II (Dua)
telah diperiksa secara teliti oleh Asisten atau Koordinator asisten
dan dinyatakan diterima.
Samata, November 2014
Koordinator Asisten
Asisten
Asrijal., S.Si. Ona Istiqama Iswan
NIM: 60500110032
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
Sappewali., S.Pd., M.Si.
[1]Faizah Utami dan Yunahara Farida.
“Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar di
Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom” Jurnal Farmasi. http://dosen.
univpancasila.ac.id/ (30 Oktober 2014).
[2]Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi
sampel dan Efeknya”, Jurnal Kimia.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf
(31
Oktober 2014).
[3]Faizah Utami danYunahara Farida, “Analisis Kandungan Mineral dan Logam Berat dalam Teh Hitam yang Beredar
di Pasar Jakarta Selatan Secara Spektofometri Serapan Atom”, Jurusan Teknik Kimia, h. 1.
[4]Frans Liwang. “Manfaat Konsumsi
Teh Hitam Sebagai Upaya Preventif
Penyakit Jantung Koroner Akibat Aterosklerosis di Indonesia” Jurnal UI Untuk Bangsa Seri Kesehatan, Sains
Teknologi. http://manfaatkonsumsi-teh-hitam.pdf (31 Oktober 2014).
[5]Indra Chahaya, Surya Dharma dan
Lenni Simalunnang. “Kadar Timbal (Pb) dalam Spesimen Darah Tukang Becak Mesin
di Kota Pematang Siantar dan Beberapa Faktor yang Berhubungan” Jurnal Majalah Kedokteran Nusantara. http://repository.
usu.ac.id/bitstream/ 123456789/15585/ 1/mkn-sep2005-%20%283%29.pdf
(31 Oktober 2014).
[6]S.M. Khopkar, Basic Comcepts Of Analytical Chemistry, terj.
A. Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik (Jakarta: UI-Press, 1990), h. 290.
[7]Susila
Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h. 4.
[8]Susila
Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
[9]Susila
Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal
Seminar Nasional Penelitian, h.
4-5.
[10]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta:
Erlangga, 2010), h. 196.
[11]Nursalam
Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer
(Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 88-89.
[12]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197.
[13]R.
A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative
Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
[14]Nursalam
hamzah, Analisis Kimia Metode
Spektrofotometer, h. 88.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar