Sabtu, 12 Desember 2015

Laporan Kromatografi Kertas (KK)


Kromatografi Kertas (KK)


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Istilah kromatografi berasal dari bahasa latin chroma yang berarti warna dan grafhien yang berarti menulis. Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Michael Tswest (1930) seorag ahli botani dari rusia. Michel Tswest dalam percobaannya ia berhasil memisahkan klorofil dab pigmen-pigmen warna lain dalam ekstrak tumbuhan engan menggunakan serbuk kalsium karbonat yang diisikan ke dalam kolom kaca dan petroleum eter sebagai pelarut. Proses pemisahan itu diawali dengan menempatkan larutan cuplikan pada permukaan atas kalsium karbonat, kemudian dialirkan pelarut  petroleum eter. Hasilnya berupa pita-pita berwarna tersebut yang terlihat sepanjang kolom sebagai hasil pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak tumbuhan. Berdasarkan pita-pita berwarna tersebut muncul istilah kromatografi.[1]
1
 
Pemisahan dan pemurnian kandungan tumbuhan terutama dilakukan dengan menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan teknik tersebut. Keempat teknik kromatografi itu terdiri atas : kromatografi kertas (KK), kromatografi lapis tipis (KLT), kromatografi gas cair (KGC), dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT).[2]
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukanlan percobaan tentang kromatografi kertas untuk mengetahui cara pemisahan dengan metode pemisahan kromatografi kertas dan mengetahui pigmen warna dalam tinta.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas (KK)?
2.    Bagaimana cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan menggunakan metode kromatografi kertas (KK)?
C.      Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui cara pemisahan dengan menggunakan metode kromatografi kertas (KK).
2.    Untuk mengetahui cara pemisahan pigmen warna dari tinta dengan menggunakan metode kromatografi kertas (KK).
















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel di antara dua fasa, yaitu fasa diam (stationary fhase) dan fase gerak (mobil fhase). Fasa diam dapat berupa padatan atau cairan  yang terikat pada permukaan padatan (kertas atau suatu absorben), sedangkan fasa gerak dapat berupa cairan atau gas yang biasa disebut sebagai eluen atau pelarut. Gerakan fasa gerak ini mengakibatkan terjadinya migrasi diferensial komponen-komponen dalam sampel.[3]
               Istilah kromatografi diturunkan dari kata-kata Yunani yang berarti “warna” dan “tulis”, warna senyawa-senyawa itu jelas merupakan suatu kebetulan dalam proses pemisahan. Tswett mengatisipasi penerapan-penerapannya ke berbagai sistem kimia. Karya Tswett didalami dan diperluas secepatnya, bebepara ilmu pengetahuan telah berkembang lebih pesat. Namun, kromatografi tetap terbengkalai tahun 1931. Ketika pemisahan pigmen-pigmen tumbuhan karotin dilaporkan oleh seorang ahli kimia organic terkemuka Kuhn. Perhatian ini menarik lebih banyak perhatian dan kromatografi adsorpsi menjadi lebih luas  dan digunakan dalam bidang kimia produk alam.[4]
3
 
               Proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan sebagai berikut: (a) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan, (b) kecenderungan molekul-molekul komponen untuk melekat pada permukaan padatan halus (adsorpsi = penyerapan), (c) kecenderungan molekul komponen untuk bereaksi secara kimia (penukar ion) dan (d) kecenderungan molekul-molekul terekslusi pada pori-pori fasa diam.[5]
Pada prinsipnya, teknik untuk memisahkan suatu persenyawaan dengan struktur sama atau berbeda sedikit, dengan cara adsorpsi secara selektif pada adsorben yang berbeda. Dikenal dua fasa pada kromatografi yaitu fasa mobil atau fasa gerak yang membawa sampel dan fasa stasioner atau fasa diam yang menahan sampel. Fasa gerak dapat berupa cairan atau gas, sedangkan fasa diam dapat berupa padatan atau cairan. Jika fasa mobilnya berupa cairan, maka disebut kromatografi cairan dan jika asa mobilnya berupa gas, maka disebut kromatografi gas.[6]
            Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara melarut didalamnya, teradsorbsi, atau bereaksi secara kimia (penukar ion). Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel. Hasil pemisahan dapat digunakan untuk keperluan identifikasi (analisis kuantitatif), penetapan kadar (analisis kuantitatif) dan pemurnian suatu senyawa (pekerjaan preparatif).[7]
Salah satu keuntungan dari kromatografi kertas adalah kemudahan dan kesederhanaannya pada pelaksanaan pemisahan, yaitu hanya pada lembaran kertas saring yang berlaku sebagai medium pemisahan dan juga sebagai penyangga. Keuntungan lain yaitu keterulangan Rf merupakan parameter yang berharga dalam memaparkan senyawa tumbuhan baru. Salah satu contohnya untuk memisahkan senyawa antosianin yang tidak mempunyai ciri fisik lain yang jelas, Rf adalah sarana yang penting dalam memaparkan dan membedakan pigmen yang satu dengan yang lain[8]
Kromatografi kertas semula hanya dianggap sebagai suatu bentuk sederhana dari partisi cair-cair. Serat-serat selulosa hidrofilik dari kertas dapat mengikat air  setelah berada di udara  yang lembab, kertas penyaring yang nampak kering sebenarnya dapat mengandung persentase air yang besar[9]
            Kromatografi partisi, senyawa-senyawa dengan perbedaan jenis jumlah gugus fungsi biasanya dipisahkan. Kehebatan kromatografi adsorbsi yang                  tidak dimiliki oleh metode lain adalah kemampuan untuk memisahkan            campuran-campuran isomer[10]
Kromatografi pada kertas biasanya melibatkan kromatografi pembagian atau penyerapan. Pada kromatografi pembagian, senyawa terbagi dalam pelarut alkohol yang sebagian besar tidak becampur dengan air, misalnya n-butanol. Campuran pelarut klasik yaitu n-butanol dan asam asetat serta air dengan perbandingan 4 : 1: 5[11]
Analisis sampel zat warna dengan kromatografi kertas pada sampel zat warna dan Sampel zat warna sintetik untuk makanan diidentifikasi dengan menggunakan zat warna pembanding dan sampel zat warna tekstil yang sesuai. Jika sampel tersebut berupa campuran zat warna, maka untuk identifikasi, digunakan zat warna pembanding dan sampel zat warna tekstil yang merupakan komponen warna pembentuknya. Contohnya untuk sampel zat warna sintetik yang berwarna hijau, dibandingkan dengan zat warna pembanding dan sampel zat warna tekstil hijau, kuning, dan biru.[12]
Pengidentifikasian noda-noda sering dikarakteristiskan berdasarkan nilai Rf nya. Nilai Rf adalah rasio jarak yang dipindahkan oleh suatu zat terlarut terhadap jarak yang dipindahkan oleh garis depan pelarut selama waktu yang sama. Nila Rf yang identik suatu senyawa yang diketahui dan yang tidak diketahui dengan menggunakan beberapa system pelarut yang berbeda memberikan bukti yang kuat bahwa nilai untuk kedua senyawa tersebut adalah identil, terutama jika senyawa tersebut dijalankan secara berdampingan di seluruh pita kertas yang sama.[13]
Bilangan Rf adalah jarak yang ditempuh kromatografi nisbi terhadap garis depan. Bilangan Rf diperoleh dengan mengukur jarak antara titik awal dan pusat bercak yang dihasilkan senyawa dan jarak ini kemudian dibagi dengan jarak antara titik awal dan garis depan (yaitu jarak yang ditempuh cairan pengembang). Bilangan ini selalu berupa pecahan dan terletak antara 0,01 dan 0,99.[14]
Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmenwarna yang digunakan untuk mewarnai suatu permukaan.Tinta bersama pena dan pensildigunakan untuk menulis dan menggambar. Tinta merupakan sebuah media yang sangat kompleks, berisikan pelarut, pigmen, celupan, resin dan pelumas, sollubilizer (semacam senyawa yang membentuk ion-ion polimer polar dengan resin tahan air). Selain itu, ada surfaktan yang merupakan unsur basah yang menurunkan tekanan permukaan dari sebuah cairan yang memungkinkan penyebaran dengan mudah, surfaktan juga menurunkan tekanan antar permukaan antara dua cairan). Dalam tinta juga terdapat materi-materi partikuler, pemijar, dan material-material lainnya. Komponen-komponen tinta tersebut menjalankan banyak fungsi seperti unsur pembawa tinta, pewarna, dan bahan-bahan tambahan lainnya yang digunakan untuk mengatur aliran, ketebalan, dan bentuk tinta ketika kering.[15]
Tinta adalah cairan yang berisikan bermacam pigmen dan atau celupan yang digunakan untuk mewarnai bidang atau untuk menghasilkan suatu gambar, teks ataupun sebuah desain.Tinta juga digunakan untuk mengambar dan atu menulis menggunakan pena, kuas atau quill (semacam kuas berbulu lembut). Tinta yang lebih kental dalam bentuk pasta digunakan secara luas pada penerbitan dan percetakan litografis (sebuah metode pencetakan menggunakan pelat yang memiliki permukaan yang sangat halus).[16]
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus (CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruh isomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang inert. Heksana juga umum terdapat pada bensin dan lem sepatu, kulit dan tekstil. Dalam keadaan standar senyawa ini merupakan cairan tak berwarna yang tidak larut dalam air.[17]




BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal  : Senin / 19 Mei  2014
Pukul                : 08.00 – 10.00 WITA
Tempat             : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan
                            Teknologi UIN Alauddin Makassar.

B.  Alat dan Bahan
1.      Alat
          Alat-alat  yang digunakan pada percobaan ini yaitu, chamber, pipet volum 5 mL, pipet volum 10 mL, kimia 250 ml, gunting,  mistar dan pensil.
2.      Bahan
          Bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu aquades (H2O), kertas saring wothman, n-heksan (C6H14), tinta biru, hitam, merah dan ungu.







9
 

 

C.    Prosedur Percobaan 
Prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
1.      Menyiapkan empat lembar kertas saring dengan ukuran panjang 7 cm dan lebar 2 cm.
2.      Mengoven kertas saring ke dalam oven.
3.      Memberi tanda batas pada bagian atas dan bawah 0,5 cm.
4.      Memipet 2 ml n-heksan (C6H14) ke dalam chamber.
5.      Menambahkan 2 ml air (H2O) ke dalam chamber yang berisi n-heksan (C6H14) kemudian menghomogenkan campuran.
6.      Menotol masing-masing kertas saring dengan tinta hitam, merah, biru dan ungu.
7.      Memasukkan kertas saring yang telah ditotol ke dalam chamber yang berisi pelarut dari campuran n-heksan (C6H14) dan air (H2O).
8.      Mengoven kertas saring ke dalam oven.
9.      Mengamati jarak tempuh pelarut dan noda hingga pelatunya berada pada   tanda batas atas kertas saring.
10.  Mengeluarkan kertas saring dari chamber.
11.   Mengukur jarak pelarut.
12.   Mengeringkan kertas saring dengan menggunakan oven.
13.   Jarak noda dan tinta.
14.   Menghitung harga Rf noda dan tinta





BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil Pengamatan
1.         Tabel Pengamatan
a.        Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
No.
Warna Tinta
Jarak Pelarut
Warna Noda
Jarak Tinta
Rf
Gambar
1.
Hitam
6 cm
Hitam
Biru
2 cm
1 cm
0,3
0,17
Description: 2014-05-25 13.58.19.jpg

2.

Merah Muda

6 cm

Biru Muda

6 cm

1
Description: 2014-05-25 13.58.14.jpg

3.

Biru Muda

6 cm

Biru Muda

5,8 cm




0,96
Description: 2014-05-25 13.58.28.jpg

4.

Biru Tua

6 cm
Ungu
Biru
1,8 cm
6 cm
0,3
1
Description: 2014-05-25 13.58.23.jpg



11
 
 
b.        Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
No.
Warna
JarakEluen (cm)
Noda
Jarak Noda (cm)
Rf
Gambar
1.
Hitam
5
Hitam
Hijau tua
3,5
0,7
0,7
0,14
Description: D:\Semester 4\PRAKTIKUM\PEMISAHAN\10363592_793757207310453_1616299085_n.jpg hitam,, kk.jpg
Ungu
0,5
0,1
2.
Merahmuda
5
Merah muda
4,7
0,94
Description: D:\Semester 4\PRAKTIKUM\PEMISAHAN\merah muda.jpg
3.
Biru
5
Biru
4,8
0,96
Description: D:\Semester 4\PRAKTIKUM\PEMISAHAN\biru.jpg
4.
Ungu
5
Ungu
Biru
4
1
0,8
0,2
Description: D:\Semester 4\PRAKTIKUM\PEMISAHAN\ungu.jpg






c.         Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
No.
Warna
Jarak Eluen (cm)
Noda
Jarak Noda (cm)
Rf
Description: d.jpgDescription: c.jpgDescription: b.jpgDescription: a.jpgGambar
1
Hitam
6
Hitam
Kuning
Biru
0,9
0,2
0,5
0,15
0,3
0,08
2
Pink
6
Merah- muda
0,4


0,07
3
Biru
6
Biru
6,4


0,5
4
Ungu
6
Merah
Biru
Ungu
1
3
2
0,17
0,5
0,33





d.        Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
No
Sampel
Jarak Eluen
(cm)
Jarak Noda
(cm)
Rf
Gambar


1
Hitam


5,5


3,4


0,61


Description: J:\ \Hera\Foto0430.jpg



2
Pink


5,5


1,0


0,18

Description: J:\ \Hera\Foto0431.jpg


3
Biru


5,5


3,5


0,63
Description: J:\ \Hera\Foto0432.jpg


4
Ungu


5,5


3,7


0,67
Description: J:\ \Hera\Foto0433.jpg





2.    Analisi Data
a.    Air (H2O) + n-heksan (C6H14) (1:1)
1.        Warna Hitam
                            Hitam:         
                                    = 0.33
                           Biru:
                                    = 0.17
2.    Warna Merah
                      Merah:
                                    = 1
3.    Warna Biru Muda
                Biru Muda:
                              = 6,3
4.    Warna Biru Tua
           Ungu:
                                     = 0.3
           Biru:
 = 1


b.         Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1.      Warna Hitam
              Hitam:         
                                    
              Hijau:          
                                        
                     Ungu:         
                                        
2.      Warna Pink
                     Pink: 
                              
3.      Warna Biru
                     Biru:  
                               
4.    Warna Ungu
              Ungu:
                                       
                  Biru:
                                      
c.    Air (H2O) dan kloroform (CHCl3) (1:1)
1.    Tinta hitam
                     Hitam
                       
Kuning
                                   
Biru
                    
2.    Tinta Pink
     Pink
            
3.    Tinta biru
Biru 
 



4.    Tinta ungu
                     Merah
                      
                        Biru 
                      
                     Ungu
                    
d.      Air (H2O) dan Etanol (C2H5OH) (1:1)
1.        Tinta hitam
                     Hitam
                       
2.      Tinta Pink
     Pink
                       

3.        Tinta biru
Biru 
 
4.    Tita ungu
                     Merah
                               
B.       Pembahasan
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen yang berada pada larutan atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satunya bergerak secara berkesinambungan dalam arah tetentu dan didalamya zat – zat itu menunjukkan perbedaan mobilitas yang disebabkan dengan adanya perbedaan dalam adsorben, partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Sehingga masing - masing zat dapat diidentifikasi atau ditetapkan dengan metode.
Pada percobaan ini menggunakan 4 sampel yaitu tinta merah, tinta biru, tinta hitam dan tinta ungu dengan menggunakan pelarut berupa campuran akuades (H2O) dan n-heksan (C6H14) Setelah mengikuti prosedur percobaan yang ada, diperoleh perbedaan jarak antara noda yang ada dalam pelarut antara lain untuk tinta hitam, merah muda, biru muda dan biru tua sebesar 6 cm sedangkan jarak noda untuk tinta hitam dengan warna noda hitam dan biru sebesar 2 cm dan 1 cm. Jarak noda untuk tinta merah muda sebesar 6 cm untuk tinta biru muda diperoleh  jarak noda sebesar 5.8 cm dan untuk tinta biru tua dengan warna noda yaitu ungu dan biru diperoleh jarak noda sebesar 1.8 cm dan 6 cm. Harga Rf untuk tinta hitam dengan warna noda yaitu hitam, hijau dan ungu sebesar 0.33 dan 0.17 dan 0,2 untuk tinta merah muda diperoleh Rf sebesar 1, tinta biru muda diperoleh Rf sebesar 0,96 an untuk tinta biru tua diperoleh Rf sebesar 0.3 dan 1 dengan warna noda berupa ungu dan biru.    
Percobaan kromatografi selalu berkaitan dengan harga Rf. Besarnya jarak yang ditempuh noda tergantung pada beberapa hal antara lain kelarutan antara noda dan pelarutnya, jika noda dan pelarutnya bekerja dengan prinsip                           likedissolves like (saling melarut karena memiliki sifat yang sama) maka noda tersebut akan lebih mudah bergerak. Selain tu kemampuan pelarut untuk bergerak merambat pada kertas saring atau sifat kapilaritas tinggi maka harga Rfnya akan lebih rendah.  Pada praktikum ini jarak noda tidak terlalu tinggi dikerenakan ukuran kertas saring yang kurang memadai sehingga warna noda yang dihasilkan pun tidak dapat diperoleh secara maksimal.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut:
1.      Prinsip kromatografi kertas adalah adsorbsi dan kepolaran, dimana adsorbsi didasarkan pada banyaknya komponen dalam campuran yang diadsorbsi pada permukaan fase diam. dan kepolaran komponen berpengaruh kerena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut  jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan jarak tempuh pada fase diam dan fase gerak.
2.      Pigmen warna pada tinta hitam yaitu hijau, hitam, dan ungu untuk tinta pink diperoleh warna pigmen pink, tinta biru diperoleh warna pigmen yaitu biru serta untuk tinta ungu diperoleh warna  pigmen ungu dan biru.
B.     Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu sebaiknya pada percobaan berikutnya dapat digunakan sampel dari warna ekstra tumbuhan seperti eksrak daun pandan atau ekstrak bayam sebagai pembanding dari sampel tinta.






21
 
 



DAFTAR PUSTAKA

Azizahwati, dkk. “Analisis Zat Warna Sintesis Terlarang oleh Makanan yan Beredar Dipasar”. Departemen Farmasi-Depok-Universitas Indonesia, vol IV, No. 1 (April 2007).
Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, R. A., dkk, Quantitative Analysis, terj. Iis Sofyan. analisis kimia kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.
Harborne, J. B.  Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata. Metode Fitokimia. Bandung: ITB, 1987.
Hendayana, Suminar. Kimia Pemisahan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
M. S., Alimin, Muh. Yunus dan Irfan Idris. Kimia Analitik. Makassar: Alauddin Press, 2007.
 n-heksan” Wikipedia  the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/n-heksan (2014).
 Tinta”, Wikipedia  the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).













22
 
 
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Dasar–dasar Pemisahan Kimia dengan Judul “Kromatografi Kertas (KK)” disusun oleh   
Nama               : Riskayanti
            Nim                 : 60500112028
            Kelompok       : III (Tiga)
telah diperiksa oleh Asisten/ Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
Samata,    Mei 2014
Koordinator Asisten                                                                           Asisten

Siti Hardiyanti R. L                                                                      Indah ayu Risnah
Nim: 60500110027                                                                      Nim: 60500111025

Mengetahui,
Dosen penanggung Jawab


Dra. Sitti Chadijah, M.Si
Nip. 19680216 199903 2 001



[1]Alimin M. S., Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik (Makassar: Alauddin Press, 2007), h. 73
[2]J. B., Harborne, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia (Bandung: ITB, 1987), h. 9.

[3]Alimin M. S., Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik, h.73.
                [4]R.A. Day dan L.  Underwood. Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif, h. 486.
[5]Alimin M. S., Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik, h.73.
[6]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 141.
[7]Alimin M. S., Muh. Yunus dan Irfan Idris, Kimia Analitik, h.73.
[8]J. B., Harborne, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h. 10.
[9]R. A. Day dan A. L. Underwood, Quantitatif Analiysis, terj. Hitarius Wibi H dan Lemeda Simarmata, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 551.
[10]Suminar, Hendayana, Kimia Pemisahan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h.103.
[11]Harborne, J.B, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h.10.
[12]Azizahwati, dkk, “Analisis Zat Warna Sintesis Terlarang oleh Makanan yan Beredar Dipasar”, Departemen Farmasi-Depok-Universitas Indonesia, vol IV, No. 1 (April 2007), h.5.
                [13]R.A. Day dan L.  Underwood. Quantitative Analysis, terj. Iis Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif, h. 550.

[14] J. B., Harborne, Phytochemical methods, terj. Kosasih Padmawinata, Metode Fitokimia, h. 11.
[15]Tinta”, Wikipedia  the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
[16]Tinta”, Wikipedia  the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/tinta (2014).
[17]n-heksan” Wikipedia  the free encyclopedia.http://id.wikepedia.org/wiki/n-heksan (2014).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar