Sabtu, 12 Desember 2015

Laporan Cara Uji Merkuri (Hg) Secara Spektrofotometer

Cara Uji Merkuri (Hg) Secara Spektrofotometer


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kosmetik telah menjadi bagian kehidupan manusia sejak zaman dahulu. Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmein” artinya berhias. Kosmetik digunakan secara luas baik untuk kecantikan maupun untuk kesehatan. Masyarakat di zaman Mesir Kuno sudah memanfaatkan merkuri pada abad ke 18. Dunia kedokteran memakai merkuri sebagai obat sifilis, tapi sekarang semua bahan obat dokter yang mengandung merkuri sudah ditinggalkan karena merkuri adalah logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.[1]
1
Kandungan logam berat dapat ditentukan dengan metode Spektrofotometer serapan atom (AAS). Metode AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) merupakan salah satu metode analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kadar logam berat dalam berbagai bahan, namun terlebih dahulu dilakukan tahap pendestruksi cuplikan. Pada metode destruksi basah dekomposisi sampel dilakukan dengan cara menambahkan pereaksi asam tertentu ke dalam suatu bahan yang dianalisis. Asam-asam yang digunakan adalah asam-asam pengoksidasi seperti asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO)3, H2O2, perklorat (HClO4)  atau campurannya. Pemilihan jenis asam untuk mendestruksi suatu bahan akan mempengaruhi hasil analisis.[2]
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui kadar Cd dalam tiram secara destruksi dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).    

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini yaitu berapakah kadar merkuri (Hg) dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)?
           
C.    Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui kadar merkuri (Hg) dalam kerang tiram secara destruksi asam dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).
              

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Kosmetik
Kosmetik merupakan produk yang dihasilkan oleh industri kosmetik dan dipasarkan secara langsung kepada konsumen. Kosmetik berguna untuk memperbaiki kesehatan, kebersihan dan penampilan fisik manusia dan melindungi bagian tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh lingkungan. Kosmetik termasuk sediaan farmasi maka pembuatannya harus mengikuti persyaratan, keamanan, dan pemanfaataan sesuai Undang-Undang Kesehatan serta Peraturan Pelaksanaannya yaitu batas cemaran merkuri didalam kosmetik sebesar 1 mg/kg. sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 03.1.23.07.11,6662 Tahun 2011. Kosmetik tidak boleh mempengaruhi fisiologi tubuh dan hanya bekerja di lapisan epidermis kulit.[3]
Di Indonesia angka kejadian efek samping kosmetik juga cukup tinggi terbukti dengan selalu di jumpainya kasus efek samping kosmetik pada praktek seorang dermatologi. Reaksi efek samping kosmetik cukup parah akibat penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih. Parahnya reaksi efek samping kosmetik ini salah satunya disebabkan karena penambahan bahan aditif untuk meningkatkan efek pemutih, disamping karena penggunaan jangka panjang pada area yang luas pada tubuh, di iklim yang panas dan lembab yang kesemuanya meningkatkan absorbsi melewati kulit.[4]
3
 
B.       Merkuri (Hg)
Raksa merupakan terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin "hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa Inggris adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke bahasa Indonesia adalah raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum lebih terkenal dengan nama merkuri. Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai nomor atom 80, berat atom 200,61 dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu satunya unsur logam yang berbentuk cair pada suhu kamar ( 25°C ) dan sangat mudah menguap. Membeku pada suhu — 38,87°C dan mendidih pada suhu 356,9°C. Warnanya tergantung pada ben-tuk fasanya. Fasa cair berwarna putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55 merupakan densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan permukaannya juga sangat tinggi yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73 dine) atau alkohol (22 dine).[5]
Berdasarkan PERMENKES RI No.445/MENKES/PER/V/1998 Indonesia melarang penggunaan merkuri dalam sediaan kosmetik, namun penggunaan krim yang mengandung merkuri ini masih terus digunakan. Menurut Dr. Retno I. Tranggono, SpKK menyebutkan bahwa krim yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat, tetapi lama-kelamaan, kulit dapat menghitam dan menyebabkan jerawat parah, selain itu, pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan jenis kanker lainnya. Pendapat ini berbeda dengan pendapat dari masyarakat dimana Masyarakat menganggap bahwa kosmetik pemutih wajah tidak akan menimbulkan hal-hal yang membahayakan karena hanya ditempelkan dibagian luar kulit saja, tetapi ternyata pendapat ini salah, kulit mampu menyerap bahan yang melekat pada kulit. Absorpsi kosmetik melalui kulit terjadi karena kulit mempunyai celah anatomis yang dapat menjadi jalan masuk zat-zat yang melekat di atasnya. Dampak dari absorpsi ini ialah efek samping kosmetik yang dapat berlanjut menjadi efek toksik kosmetik.[6]

C.      Destruksi
Destruksi merupakan suatu perlakuan pemecahan senyawa menjadi unsurnya sehingga dapat dianalisis. Istilah destruksi ini disebut juga perombakan, yaitu dari bentuk organik logam menjadi bentuk logam-logam anorganik, pada dasarnya ada dua jenis destruksi yang dikenal dalam ilmu kimia yaitu destruksi basah (oksida basah) dan destruksi kering (oksida kering). Kedua destruksi ini memiliki teknik pengerjaan dan lama pemanasan atau pendestruksian yang berbeda.[7]
Destruksi basah adalah perombakan sampel dengan asam-asam kuat baik tunggal maupun campuran, kemudian dioksidasi dengan menggunakan zat oksidator. Pelarut-pelarut yang dapat digunakan untuk destruksi basah antara lain asam nitrat (HNO3), asam sulfat (H2SO4), asam perklorat (HClO4), dan asam klorida (HCl). Kesemua pelarut tersebut dapat digunakan baik tunggal maupun campuran. Kesempurnaan destruksi ditandai dengan diperolehnya larutan jernih pada larutan destruksi, yang menunjukkan bahwa semua konstituen yang ada telah larut sempurna atau perombakan senyawa-senyawa organik telah berjalan dengan baik. Senyawa garam yang terbentuk setelah destruksi merupakan senyawa garam yang stabil dan disimpan selama beberapa hari, pada umumnya pelaksanaan kerja destruksi basah dilakukan secara metode Kjeldhal, dalam usaha pengembangan metode telah dilakukan modifikasi dari peralatan yang digunakan.[8]
            Destruksi kering merupakan perombakan organik logam di dalam sampel menjadi logam-logam anorganik dengan jalan pengabuan sampel dalam muffle furnace dan memerlukan suhu pemanasan tertentu. Pada umumnya dalam destruksi kering ini dibutuhkan suhu pemanasan antara 400-800oC, tetapi suhu ini sangat tergantung pada jenis sampel yang akan dianalisis.[9]     

D.      Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
Spektroskopi atom merupakan teknik analisis kuantitatif dari unsur-unsur, dimana sekitar 70 unsur dapat dianalisis. Pemakaiannya luas pada berbagai bidang karena prosedurnya paling selektif, spesifik, sensitivitasnya tinggi yaitu kisaran ppm sampai ppb, waktu yang diperlukan cepat dan mudah dilakukan.[10]
Prinsip dasar dari spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah penyerapan energi secara eksklusif oleh atom dalam keadaan dasar dan berada dalam bentuk gas. Sebuah larutan yang terdiri dari spesi logam tertentu ketika disedot ke dalam nyala, maka akan berubah menjadi uap sesuai dengan spesi logam. Beberapa logam akan naik langsung ke tingkat energi eksitasi sedemikian rupa untuk memancarkan radiasi logam tertentu. Titik kritis dari atom logam dengan energi kuantum yang cukup besar dari unsure tertentu akan tetap berada dalam keadaan dasar dan tidak teremisi. Atom tersebut yang akan menerima radiasi cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu yang sesuai dengan atom logam.[11]
Spektroskopi absorpsi atom pada metodenya radiasinya dari suatu sumber yang sesuai (lampu katoda cekung) dilewatkan kedalam nyala api yang berisi sampel yang telah teratomisasi, kemudian radiasi tersebut diteruskan ke detektor melalui monokromator, untuk membedakan antara radiasi yang berasal dari sumber radiasi dan radiasi dari nyala api, biasanya digunakan chopper yang dipasang sebelum radiasi dari sumber radiasi mencapai nyala api. Detektor disini akan menolak arus searah (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak balik (sinyal absorpsi) dari sumber radiasi dan sampel. Konsentrasi unsur berdasarkan perbedaan intensitas radiasi pada saat ada atau tidaknya unsur yang diukur (sampel) dalam nyala api.[12]
Pelarut digunakan dalam prosedur   dalam spektrofotometrik menimbulkan permasalahan dalam beberapa daerah spektrum. Pelarut tidak hanya harus melarutkan sampel tetapi juga tidak boleh menyerap cukup banyak dalam daerah itu dibuat.[13]
Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat mengukur kadar unsur tertentu dengan baik meskipun dengan adanya unsur-unsur yang lain, sama sekali tidak ada keharusan untuk memisahkan unsure uji dari yang lain sehingga tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga menghilangkan berbagai sumber kesalahan yang mungkin muncul selama proses ini. selain itu, Spektrofotometer serapan atom (SSA) dapat juga digunakan untuk menentukan larutan berair dan larutan berair. Kenyataannya, Spektrofotometer serapan atom (SSA) bebas dari segala kerumitan persiapan sampel, telah terbukti sebagai alat analisis yang ideal dan serbaguna, walaupun bukan ahli kimia, misalnya ahli biologi, dokter dan insinyur yang lebih berorientasi pada pentingnya hasil.[14]




















BAB III
METODE PERCOBAAN

A.    Waktu dan Tempat
       Hari/ Tanggal            : Jumat/ 14 November 2014
       Pukul                         : 13.00-17.30 WITA
       Tempat                      : Laboratorium Kimia Anorganik dan Kimia  Instrumen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.         

B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
Alat-alat  yang digunakan dalam percobaan ini adalah  rangkaian alat Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) varian AA240F, lampu katoda merkuri (Hg), cold vapor, neraca analitik, penangas listrik, pipet skala 5 mL dan 1 mL, pipet volume 25 mL, labu takar 500 mL, 100 mL dan 50 mL, erlenmeyer 100 mL, bulp, botol semprot, batang pengaduk, corong dan spatula.
2.      Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah asam nitrat (HNO3) p.a, asam klorida (HCl) p.a, aquabides (H2O), kertas saring whatman no.42, larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm, sampel (DM), dan timah (II) klorida (SnCl2)

 
C.      Prosedur Kerja
            Prosedur kerja dari percobaan ini yaitu:
1.      Preparasi  uji merkuri (Hg) total
                  Prosedur kerja pada preparasi uji merkuri (Hg)l total yaitu menimbang 5,0022 gr dan 5,0019 gr sampel ke erlenmeyer 100 mL. Menambahkan aquabides (H2O) 25 mL dan asam nitrat (HNO3) pekat sebanyak 5 mL. Memanaskan hingga larutan menjadi 10 mL. Menyaring larutan hasil sisa destruksi ke dalam labu takar 100 mL. Menambahkan 1 mL larutan baku 1 ppm. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan menghomogenkan. Melakukan duplo.
2.      Pembuatan larutan pengencer asam nitrat (HNO3)
Prosedur kerja pada pembuatan larutan pengencer yaitu  5 % asam nitrat (HNO3) p.a dipipet sebanyak 38 mL ke dalam labu takar 500 mL ditambahkan 0,5 % asam klorida (HCl) p.a sebanyak 7 mL kemudian diencerkan dengan aquabides (H2O) hingga tanda batas dan dihomogenkan.
3.      Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 100 ppm yaitu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 1000 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
4.      Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 10 ppm yaitu terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 100 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.

5.      Pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm
Prosedur kerja pada pembuatan larutan baku merkuri (Hg) 1 ppm yaitu terlebih dahulu memipet 5 mL larutan induk merkuri (Hg) 10 ppm ke dalam labu takar 50 mL. Mengencerkan dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.
6.      Pembuatan larutan standar
Prosedur kerja pada pembuatan larutan standar yaitu memipet larutan baku 10 ppm sebanyak 0,25 mL, 0,5 mL, 0,75  mL dan 1 mL ke dalam 4 labu takar 50 mL yang berbeda. Mengencerkannya dengan aquabides (H2O) dan homogenkan.















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Tabel Pengamatan
Tabel IV.1 Larutan Standar dan Sampel
No.

Larutan

Konsentrasi (x) (ppm)
Absorbansi (y)
1.
Blanko 0
             0,0000
0,0011
2.
1
0,0050
0,0688
3.
2
0,0100
0,1152
4.
3
0,0150
0,1453
5.
4
0,0200
0,2197
6.
Sampel (DM)1
Uncal
0,3508
7.
Sampel (DM)2
Uncal
0,3475




     
2.     

Reaksi























3.      Grafik
a.      Grafik Komputer


      Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .       
b.      Grafik Manual       













      Grafik IV. 1. Hubungan Konsentrasi terhadap absorbansi larutan standar .    

    

                   
                    

B.       Pembahasan
               Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kandungan kadar merkuri (Hg) yang terdapat pada kerang hijau. Kerang hijau yang akan diuji didestruksi dengan metode basah. Pengukuran kandungan merkuri (Hg) dilakukan dengan menggunakan Atomic Absorption Spectroscopy (AAS).
               Pertama-tama membuat larutan standar dengan memipet larutan induk kadmium Hg(NO3)2 1000 ppm sebanyak 10 mL dan diencerkan dalam labu takar. Memipet larutan standar merkuri (Hg) masing-masing ppm, ppm, ppm, ppm dan ppm deret standar yang digunakan berbeda-beda bertujuan untuk membedakan absorbansi dari masing-masing deret standar.
               Pembuatan larutan sampel dilakukan dengan menimbang sampel DM. Menambahkan aquabides sebagai pelarut bebas mineral dan akan membersihkan sampel dari pengotor. Menambahkan asam nitrat (HNO3) yang berfungsi sebagai asam yang akan menyerap kadar logam berat yang dalam sampel. Selanjutnya dipanaskan untuk mempercepat terjadinya proses destruksi karena pada suhu tinggi destruksi berlangsung cepat yang artinya perombakan logam organik dapat cepat menjadi logam-logam anorganik. Mendinginkan dan sebelum disaring menambahkan 1 ml larutan baku 1 ppm untuk mepermudah dalam pengidentifikasian merkuri (Hg) dalam sampel pada saat pengidentifikasian menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor, kemudian  menyaring larutan ke dalam labu takar dan selanjutnya mengencerkan untuk memperkecil konsentrasi lautannya. Mengidentifikasi larutan menggunakan spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor.
Larutan yang telah dihimpitkan di uji kadar merkurinya dengan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor dengan panjang gelombang 253,7 nm, dari kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007 dengan R² = 0,982. Kelayakan suatu kurva kalibrasi diuji dengan uji kelinieran kurva. Uji ini diperoleh dengan penentuan koefisien korelasi (R) yang merupakan ukuran kesempurnaan hubungan antara konsentrasi larutan standar dengan absorbansi larutan. Nilai R menyatakan bahwa terdapat korelasi yang linier antara konsentrasi dan absorbansi dan hampir semua titik terletak pada 1garis lurus dengan gradien yang positif. Nilai R2 yang baik terletak pada kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1.
 Nilai R2  kurva kalibrasi larutan standar pada penelitian ini adalah 0,982, sehingga berdasarkan nilai korelasi tersebut maka kurva kalibrasi ini layak digunakan karena berada dalam kisaran 0,9 ≤ R2≤ 1. Kurva kalibrasi dapat diketahui bahwa, persamaan garis yang menyatakan hubung anantara konsentrasi dan absorbansi yaitu y = 10,27x + 0,007, dalam hal ini y adalah absorbansi, x adalah konsentrasi. Nilai 10,27 menyatakan kemiringan kurva (m), sedangkan nilai 0,007 menunjukkan intersep yaitu titik potong antara kurva dengan sumbu y, dengan mengetahui persamaan linear kurva kalibrasi dan adsorbansi sampel didapatkan sampel (DM I) sebesar 0,0334 mg/L dan sampel (DM II) sebesar 0,0331 mg/L sehingga diperoleh rata-ratanya sebesar 0,03325 mg/L;
Menurut teori (Standar Nasional Indonesia) tidak diperbolehkan terdapat kandungan merkuri (Hg) dalam kosmetik sehingga dapat disimpulkan sampel tidak layak untuk digunakan.



BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Kesimpulan dari percobaan ini adalah kandungan kadar merkuri (Hg) dalam sampel kerang hijau dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA) vapor adalah 0,03325 mg/L
B.   Saran
            Saran yang diberikan untuk percobaan selanjutnya yaitu sebaiknya dilakukan pula uji kandungan Arsen (As) dalam kerang hijau sehingga dapat diketahui kendungan logam tersebut dalam kerang hijau menggunakan spektrofotometr serapan atom (SSA) vapor.















DAFTAR PUSTAKA

Bintang, Maria. Biokimia Teknik Penelitian. Jakarta: Erlangga, 2010.
Day, Jr., R. A. dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga, 2002.

Hamzah, Nursalam. Analisis Kimia Metode Spektrofotometer. Makassar: Alauddin University Press, 2013.

Hutagalung, Horas P. Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).

Khopkar,S.M. Basic Comcepts Of Analytical Chemistry,  terj. A.Saptoraharjordjo, Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press, 1990.

Kristianingrum, Susila.Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”.JurnalKimia, Vol. 2 no. 1 (Juni). http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf. Diakses pada 06 Novemberr 2014.

Polii, Boby. Dkk.  Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat”  http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).











LAMPIRAN

Analisis Data
No.
Sampel
Konsentrasi (x) ppm
Absorbansi (y)
x.y
x2
y2
1
Blanko
0
0,0011
0
0
0,00000121
2
Standar I
0,005
0,0688
0,000344
0,000025
0,00473344
3
Standar II
0,01
0,1152
0,001152
0,0001
0,01327104
4
Standar III
0,015
0,1453
0,0021795
0,000225
0,02111209
5
Standar IV
0,02
0,2197
0,004394
0,0004
0,04826809
N = 5

Σx= 0,05
Σy= 0,5501
Σx.y=0,0080695
Σ x2= 0,00075
Σ y2=0,08738587

Diketahui:
x rata-rata = 0,01
y rata-rata = 0,11002
N         = 5
    Σx       = 0,05
    Σy      = 0,5501
  Σxy   = 0,0080695
    Σx2     = 0,00075
    Σ y2    = 0,08738587
Ditanyakan:
a.       b  = .............?
b.      a  = .............?
c.       garis regresi y = a + bx
d.      R2 = ...........?




Penyelesaian:
a.      

Persamaan garis linier (b)


b.      Nilai a
a = y rata-rata – b (x rata-rata)
   = 0,11002  (0,01)
   = 0,11002 – 0,1027
 = 0,007



c.       Konsentrasi (x) merkuri (Hg)  dalam DM
1.      Konsentrasi (x) DM I
y = a + bx
0,3508 = 0,007+ 10,27x
0,3508 - 0,007= 10,27x
0,3438 = 10,27x
x = 0,0334
2.     

Konsentrasi (x) kerang hijau II
 y = a + bx

 0,3475 = 0,007 + 10,27x
 0,3475 - 0,007 = 10,27x
              0,3405= 10,27x
                    x= 0,0331
d.      Konsentrasi blanko
e.      konsentrasi deret standar
                                                         Standar 1 :       
Standar 2:


Standar 3 :

Standar 4:

f.       kadar rata-rata merkuri (Hg) dalam DM
0,0334 + 0,0331= 0,03325 mg/L
          2
g.     

Nilai regresi (R)

R2=

R2=

R2=

R2=

R2=

R2=
R2= 0,99




[1]Boby Polii, dkk,  Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat”  http://Jurnal-Virginia-Porong_091511152_Kesling.pdf (12 November 2014).
[2]Susila Kristianingrum, ”Kajian Berbagai Proses Destruksi sampel dan Efeknya”  Jurnal Kimia, 2 no. 1 (Juni) http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Susila%20Kristianingrum,%20Dra.,%20M.Si./B%2032.pdf (31 Oktober 2014).

[3]Boby Polii, dkk,  Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.4.
[4]Boby Polii, dkk,  Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat”  , h. 2.
[5]Horas P. Hutagalung, Raksa (Hg) “Oseana”, 5 no. 3 (1985)http://www.oseanografi.lipi.go.id (12 November 2014).
[6]Boby Polii, dkk,  Analisis Kandungan Merkuri Pada Kosmetik Pemutih Wajah Yang Dijual Pedagang Kaki Lima Di Pasar 45 Kota Manado “Jurnal Kesehatan Masyarakat” , h.2.
[7]Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian”, h. 2.
[8]Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
[9]Susila Kristianingrum, “Kajian Berbagai Proses Destruksi Sampel dan Efeknya” Jurnal Seminar Nasional Penelitian, h. 4-5.
[10]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 196.
[11]Nursalam Hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer (Makassar: Alauddin University Press, 2013), h. 88-89.
[12]Maria Bintang, Biokimia Teknik Penelitian, h. 197.
[13]R. A. Day, Jr. Dan A. L. Underwood, Quantitative Analysis Sixth Edition, terj. Hilarius Wibi H dkk, Analisis Kimia Kuantitatif (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 416.
[14]Nursalam hamzah, Analisis Kimia Metode Spektrofotometer, h. 88.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar